BINTAN

Musim Utara, Nelayan Kelong Menganggur, Harap Ada Bantuan dari Pemkab Bintan

Musim Utara, Nelayan Kelong Menganggur, Harap Ada Bantuan dari Pemkab Bintan.f-suarasiber.

BINTAN- Nelayan tradisional kelong di Bintan, tidak lagi melaut. Bukan karena tidak ada ikan, tapi musim utara sudah tiba. Ombak besar dan angin kencang, penyebab nelayan kelong tidak mau melaut, meskipun harus berpikir untuk mencari cuan (uang) agar dapur di rumah tetap berasap.

Kalau di paksakan melaut, bukan untung malah buntung, karena kelongnya bisa-bisa ambruk atau hancur di terjang ombak. Seluruh kelong terbuat dari kayu dan drum.

Pantuan katasiber di kawasan Kawal, Bintan, terlihat puluhan pompong dan kelong mulai parkir atau berlabuh. Sedangkan kelong nelayan ditarik masuk ke daerah kawal, atau daerah yang berlindung, tidak ada ombak. Mereka terpaksa mencari pekerjaan di darat agar kebutuhan keluarganya tetap berasap.

Puluhan pompong nelayan kelong Bintan saat berlabuh dan tidak lagi melaut karena sudah masuk angin utara. f-katasiber.

”Beginilah kalau sudah musim utara. Kitat-kita harus mencari pekerjaan apa aja di darat, supaya bisa beli beras untuk makan bersama keluarga di rumah,” kata salah satu nelayan kelong, saat ditemui di Kawal, kemarin, namanya tidak mau di publikasikan.

Menurutnya, angin utara baru tiba, dan akan berakhir sepertit tahun-tahun sebelumnya, selama empat bulan. Jadi, bisa-bisa nelayan kelong baru bisa turun, kira-kira April 2025 mendatang.

”Ya, kita minta bantuanlah kepada pemerintah. Selama kami tidak turun mencari rezeki di lauat, adalah bantuan dari pemerintah. Terutama bagi anak buah kelong (ABK), kasihan dia,”ujarnya.

Sambungnya, kalau tidak dapat pekerjaan selama musim utara, nelayan kelong memperbaiki kelongnya. Dibuat kembali kokoh, karena rata-rata kelong terbuat dari kayu.

”Kalau tak dapat pekerjaan selama musim utara. Paling kita kerjakan (perbaiki) kelong. Kayu yang lapuk kita ganti. Baut-baut yang kendor kita kencangkan kembali. Baut yang patah kita ganti,” ujarnya.

Sedangkan drumnya, yang kemek (kempes) atau kurang angin, ditambah angin. Yang drum plastinya yang bocor, ditambal kalau tidak bisa, minta bos ganti dengan drum baru,” ujarnya. (bas)

Editor: tunas

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *