Siapa Dalang Batalnya Pemilihan Ketua KONI Kepri Periode 2024-2028?
Oleh: Abas, Mantan Ketua Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) PWI Tanjungpinang.
Ada yang menarik saat pelaksanaan Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) V Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang digelar di Batam, Sabtu (21/12/2024), dari pagi hingga sore hari.
Musorprov, akhirnya gagal digelar, setelah panitia memutuskan penundaan agenda pemilihan Ketua KONI Kepri untuk periode 2024-2028, dengan waktu yang belum diputuskan.
Sebenarnya, apa penyebabnya? Kenapa harus ditunda. Apakah ada dalang batalnya pemilihan Ketua KONI Kepri. ”Apakah masih ada hubungan Pilkada Kepri’, yang baru selesai digelar.
Atau, hanya gara-gara panitia tidak cermat, membuat aturan tata tertib, sehingga menimbulkan protes dari peserta. Penulis memberikan penjelasan, tidak ada dalang dibalik batalnya pemilihan ketua KONI Kepri. Ini murni kesalahan panitia, yang tidak cermat. Tidak mengikuti AD/ART KONI.
Musorprov deadlock dipicu oleh protes sejumlah peserta yang keberatan dengan aturan tata tertib serta mekanisme penjaringan dan penyaringan yang telah ditetapkan oleh panitia, tanpa melalui prosedur. Dalam forum itu, terjadi pro dan kontra.
Ada peserta mengusulkan, supaya tetap digelar. Meloloskan dua kandidat calon ketum KONI Kepri. Yakni, Usep RS dan Suhadi, yang sudah mendaftar. Tapi, aturan tetap aturan dan harus di jalankan. Ada juga mengusulkan, meskipun melanggar aturan, baiknya tetap digelar.
Karena, kasihan peserta dari jauh, seperti dari Natuna dan Anambas. Tapi, Asmin pimpinan sidang, memutuskan tetap menunda, setelah menggelar rapat tertutup dan minta masukan dari pengurus KONI Pusat. Kalau tetap dilaksanakan, hasilnya tetap cacat hukum.
Padahal, tugas atau kinerja pengurus KONI yang baru ini, sudah ditunggu-tunggu para atlet dan pelatih. Karena sampai saat ini atlet dan pelatih peraih medali di ajang multievent Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut, September 2024, bonusnya belum cair. Atau, belum diterima.
Informasi yang diterima penulis, sebelum-sebelumnya, dalam sejarah pemilihan ketua KONI Kepri, untuk Musorprov KONI terpilih Ismeth Abdullah. Saat itu, Gubernur Kepri.
Lalu, terpilih Nur Syafriadi. Saat itu, menjabat sebagai Ketua DPRD Kepri. Bahkan Nur Syafriadi menjabat dua periode. Periode pertama ia, menjabat sebagai Ketua Harian, Periode kedua sebagai Ketum.
Lalu, diteruskan oleh Jon Kennedy. Salah satu pengusaha ternama di Batam. Lalu, KONI Kepri di komandai oleh Usep RS.
Asmin Patros, pimpinan sidang Musorprov mengaku gagal menggelar Musorprov, karena ada salah satu pasal di AD/ART KONI terlewatkan. Iapun minta maaf. Terlihat wajahnya, sedih. Termasuk Usep RS.
Nasi sudah menjadi bubur. Banyak uang negara terbuang sia-sia, tanpa menghasilkan keputusan. Tapi, demokrasi olahraga tetap harus ditegakkan.
Widodo Sigit Pudjianto, Ketua Bidang Pembinaan Hukum di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, yang hadir dalam Musorprov, saat berbincang-bincang dengan penulis, menjelaskan Pengurus KONI Kepri nanti akan dijabat oleh Pejabat Sementara (Caretaker) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) pusat.
Tugas Caretaker membentuk panitia untuk menggelar pemilihan KONI Kepri. Waktunya, belum bisa ditentukan. Alasannya, belum bisa ditentukan, karena hasil dari Musorprov Kepri, belum di kirim ke KONI Pusat.
Keputusan ini pembelajaran bagi pengurus KONI Kepri, meskipun diisi oleh orang-orang hebat, tapi bila ingin mengambil keputusan haruslah dilakukan musyawarah, sesuai aturan KONI.
Masih ada waktu, untuk memilih pengurus KONI yang diharapkan mampu membawa prestasi yang lebih baik. Sudah ditunggu pekerjaan rumah (PR) pengurus KONI Kepri yang baru.
Tahun 2025 ini, KONI harus membagikan bonus bagi atlet dan pelatih yang berprestasi di PON XXI Aceh-Sumut, September 2024 lalu. Pada tahun 2026, KONI harus menyelenggarakan Pekan Olahraga Provinsi Kepri (Porprov).
Awalnya, sudah ditetapkan Lingga sebagai tuan rumah. Tapi, dalam perjalanan, Lingga belum siap jadi tuan rumah. Pengurus KONI Kepri harus kembali menggelar rapat bersama dengan pengurus olahraga provinsi (Porprov) masing-masing cabor dan pengurus KONI Kabupaten/Kota di Kepri, untuk rapat memutuskan, siapa yang menjadi tuan rumah.
Lalu, tahun 2027 mendatang, Kepri tuan rumah Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) Sumatera. Diikuti 10 provinsi.
Persoalannya, sarana dan prasana olahraga di Kepri, masih banyak tidak standar nasional. Salah satunya, belum adanya kolam renang. Tahun 2028, KONI Kepri harus mempersiapkan diri untuk mengikuti Pra PON hingga PON XXII NTB/NTT 2028 mendatang.
Jangan sedih. Gagalnya Musorprov ini, jadikan pembelajaran. Bila mengambil keputusan haruslah sesuai AD/ART KONI. Percepat Musorprov kembali. Jangan korban atlet, yang sudah menunggu bonus. Salam Olahraga…..Jaya. ***