Kepri Segera Wujudkan Swasembada Telur

TANJUNGPINANG – Dari sekian banyak komoditas makanan yang dibutuhkan masyarakat Kepri, umumnya didatangkan dari luar daerah termasuk telur.
Namun, ada kabar baik. Peternak di Kepri kemungkinan besar akan bisa memenuhi permintaan pasar karena saat ini sedang pembangunan peternakan besar-besaran di Kabupaten Bintan.
Sehingga, ada kemungkinan Kepri akan swasembada telur. Produksi telur peternak lokal akan bisa memenuhi kebutuhan telur setiap hari.
Investor Japfa Group telah masuk ke Bintan dan saat ini sedang membangun peternakan ayam petelur, Rumah Potong Hewan (RPH), dan peternakan ayam potong.
Dr Rika Azmi S.TP,MM selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan (DKPPKH) Pemprov Kepri mengatakan, peternakan tersebut rencananya Mei ini akan diresmikan.
“Rencananya minggu kedua Mei ini Japfa akan diresmikan. Perusahaan ini diperkirakan bisa memproduksi telur 800 ribu hingga 1 juta butir sehari,” ujarnya, baru-baru ini di kantornya di Dompak saat menerima kedatangan anggota DPR-RI Dapil Kepri, Mayjend (Purn) Sturman Panjaitan.
Selama ini, kebutuhan telur di Kepri sangat tinggi. Telur harus didatangkan dari luar daerah sekitar 1 juta butir per hari. Telur kebanyakan didatangkan dari Medan, Sumut.
Secara spesifik, kebutuhan telur di Kepri belum ada data rincinya. Sebab, pasokan telur di Kepri banyak juga dari peternak lokal yang modalnya kecil.
Sebab, ada juga peternak lokal yang bisa memproduksi 1-2 ikat (150-300) butir setiap hari. Selain itu, ada juga peternak lokal yang sudah lumayan besar yakni bisa memproduksi hingga 4.000 butir sehari.
Masyarakat berharap, dengan beroperasinya nanti peternakan Japfa, harga telur bisa turun sehingga bisa membantu masyarakat dalam mengurangi biaya belanja rumah tangga.
Bagi pemerintah, kedatangan investor ini juga cukup membantu agar bisa menekan harga sehingga bisa menekan angka inflasi.
Kebutuhan telur di Kepri sangat tinggi meski penduduknya asli lokal sekitar 2,26 juta jiwa saja.
Yang membuat kebutuhan telur sangat tinggi adalah karena banyaknya wisatawan mancanegara (Wisman) yang datang ke Kepri. Dalam setahun bisa mencapai 1,6 juta jiwa (tahun 2024).
Jumlah ini belum ditambah dengan kedatangan wisatawan nusantara (wisnus) yang bisa mencapai 4-5 juta setahun. Wajar kebutuhan makanan di Kepri sangat tinggi. (Martunas)
Informasi dari berbagai sumber, Japfa Group melakukan investasi besar-besaran di Bintan untuk sektor peternakan, terutama ayam, dengan total nilai investasi Rp600 miliar.
Investasi ini mencakup pembangunan peternakan ayam petelur, rumah potong hewan (RPH), dan peternakan ayam potong.
Peternakan Japfa di Bintan akan tersebar di Kecamatan Gunung Kijang dan Kecamatan Toapaya.
Pembangunan diharapkan dapat menampung sekitar 1,2 juta ekor ayam dan mempekerjakan sekitar 500 orang dari masyarakat lokal.
Selain meningkatkan ketahanan pangan daerah, investasi ini juga bertujuan untuk menjaga kualitas dan kebersihan daging ayam serta menstabilkan harga ayam di pasar. (*/Martunas)
Editor : Abas