Tarombo Si Raja Naipospos 5 Anak 7 Marga

SEJARAH secara umum bisa diartikan sebagai tulisan yang paling mendekati kejadian atau peristiwa masa lalu.
Masyarakat Batak dalam penuturan silsilah (Tarombo) terjaga hingga saat ini karena cerita turun temurun. Dimana cerita itu diyakini kejadian yang terjadi di masa lampau.
Namun, dalam penulisan sejarah perdebatan bisa saja terjadi. Apalagi sangat sulit membuktikannya karena tidak mungkin bisa mengembalikan waktu.
Sebut saja misalnya Tarombo Si Raja Naipospos, jika dianalisa, maka kemungkinan Si Raja Naipospos hidup 450-550 tahun lalu.
Itu artinya, cerita sebenarnya tidak mungkin bisa dituliskan di zaman ini. Jadi, tulisan-tulisan yang ada dikumpulkan atas bukti-bukti atau penuturan orang-orang tua. Itu lah cerita yang paling mendekati seperti apa kejadian masa lampau.
Dalam kisahnya, Siraja Naipospos memiliki dua istri dan dua-duanya Boru Pasaribu. Karena itu, Pasaribu merupakan MATANIARI BISSAR bagi pomparan Si Raja Nai Pospos.
Dalam cerita disebutkan juga, kedua Boru Pasaribu ini bukan kakak adik kandung. Alias bukan satu bapak, satu ibu.
Sebenarnya, berapa anak Siraja Naipospos dari kedua istrinya tersebut?
Dipercaya, ada 5 anak Siraja Naipospos dari dua istrinya :
- Dari istri pertama 4 orang
- Dari istri kedua 1 orang
Lalu, siapa saja nama kelima anaknya itu?
Dari istri pertama :
- Donda Hopol, yang merupakan cikal-bakal marga Sibagariang
- Donda Ujung, yang merupakan cikal-bakal marga Hutauruk
- Ujung Tinumpak, yang merupakan cikal-bakal marga Simanungkalit
- Jamita Mangaraja, yang merupakan cikal-bakal marga Situmeang
Dari istri kedua :
- Marbun
Itulah lima nama anak Siraja Naipospos yang kemudian menjadi marga. Sehingga, saat ini marga yang dipakai keturunan Siraja Naipospos dari istri pertama yakni :
- Sibagariang
- Hutauruk
- Simanungkalit
- Situmeang
Dari istri kedua :
- Marbun
Kemudian, Marbun memiliki tiga anak yang akhirnya menjadi marga sendiri yakni :
- Lumbanbatu
- Banjarnahor
- Lumbangaol
Namun, perlu diketahui ada juga keturunan Oppung ini yang masih menggunakan nama Si Raja Naipospos sebagai marganya (Tanpa Si Raja). Hanya Naipospos. Misalnya, Benget Naipospos.
Jika ada yang bertanya marga apa, maka dia akan menyebutnya Naipospos. Dan marga itu resmi tercatat di pemerintahan misalnya Akta Lahir, KK, KTP, Ijazah dan lainnya.
Untuk mengetahui pasti apa marganya, maka harus ditanya langsung kepada yang bersangkutan. Sebab, bisa saja dia Sibagariang, Hutauruk, Situmeang dan lainnya.
Kemudian, masih ada juga yang menggunakan marga Marbun dalam KTP atau ijazahnya. Untuk mengetahui marga sebenarnya, maka harus ditanya langsung ke yang bersangkutan.
Bisa jadi keturunan Lumbanbatu, Banjarnahor atau Lumbangaol.
Karena itulah, perlu diketahui secara garis besar Si Raja Naipospos memiliki dua istri, 5 anak yang menurunkan 7 marga (Sibagariang, Hutauruk, Simanungkalit, Situmeang, Lumbanbatu, Banjarnahor, Lumbangaol).
Lalu, tahun berapa kira-kira Siraja Naipospos lahir?
Pertanyaan ini mungkin takkan bisa dijawab secara pasti. Namun bisa diperkirakan.
Hitung-hitungannya sederhana saja. Secara umum, rata-rata Marga Batak selalu menggunakan nomor. Untuk Situmeang saja misalnya, sudah ada yang nomor 18.
Jika satu anak menikah di usia 25 tahun, maka Si Raja Naipospos kemungkinan hidup 450 tahun lalu (18×25 tahun).
Jika satu anak menikah di usia 30 tahun, maka Si Raja Naipospos hidup sekitar 550 tahun silam (18×30 tahun).
Lalu, masih adakah keturunan Si Raja Naipospos No.9 yang masih hidup?
Jawabannya : ADA
Itulah keturunan yang tertinggal.
NB :
- Diolah dari berbagai sumber
- Data akan diperbaharui jika ada informasi terbaru dan paling mendekati sejarah
- Akan dilanjutkan dengan tulisan-tulisan lainnya
- Bisa mengirimkan tulisan ke martunas_manna@yahoo.co.id
Editor : MARTUNAS SITUMEANG