BATAMGAYA HIDUPNASIONAL

Orang Tua Siswa Sambut Baik Rencana Libur Satu Bulan Selama Ramadan 2025

Wakil Gubernur Kepri Hj Marlin Agustina saat mengunjungi salah satu sekolah di Batam. f-ist/batamramah.

BATAM – Pelajar di Kepulauan Riau (Kepri) khususnya di Batam, kembali masuk sekolah Senin (6/1/2025), usai libur semester dan sambut Natal dan Tahun Baru 2025.

Ada wacana, selama bulan puasa Ramadan 2025 ini, pelajar akan diliburkan, disambut baik kalangan orang tua. Yuli, salah satu warga Batam, mengaku apapun keputusan dari pemerintah, sebagai masyarakat, harus mengikuti aturan.

”Kita sebagai orang tua, kalau libur sekolah selama Ramadan, ya terima kasih. Kalaupun tidak, ya anak-anak kami tetap ke sekolah, seperti tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya, singkat.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengaku setuju dengan wacana libur sekolah selama satu bulan pada bulan suci Ramadan 2025. Menurutnya, anak-anak bisa mendapat pendidikan karakter di rumah selama bulan suci Ramadan.

Wacana itu sempat dilontarkan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar terkait libur satu bulan terhadap sekolah yang berada di bawah Kemenag.

“Pendidikan itu bisa berlangsung di tiga tempat, di sekolah, di rumah dan di masyarakat. Saya setuju dengan gagasan Menag tersebut di mana anak-anak libur di bulan puasa. Itu artinya anak-anak selama bulan puasa tidak pergi ke sekolah,” kata Anwar Abbas kepada wartawan, Rabu (1/1/2025), dilansir jawapos.com.

Meski menerapkan libur satu bulan selama Ramadan, lanjut Anwar, anak-anak tetap harus mendapat pendidikan. Menurutnya, pendidikan itu bisa didapat dari orang tua dan lingkungan masyarakat.

“Tetapi bukan berarti mereka tidak mendapat pendidikan. Pendidikan tetap di dapat oleh sang anak tapi itu mereka perdapat dari orang tua dan masyarakat,” ucap Anwar.

Anwar menyarankan, agar pihak sekolah tetap menjalani komunikasi dengan orang tua, jika wacana libur sekolah diterapkan. Ia pun menyarankan, Kemenag bisa membahas dengan pihak sekolan juga orang tua siswa-siswi terkait wacana tersebut.

“Apa materi dan pengalaman yang akan diperdapat oleh sang anak hendaknya dirancang oleh pihak sekokah dengan pihak orang tua, masyarakat dan anak sendiri, agar program libur selama puasa tersebut benar berarti dan bermakna tidak saja bagi sang anak tetapi juga bagi orang tua dan lingkungan serta sekolahnya,” ujar Anwar.

Lebih lanjut, Anwar berharap pendidikan tersebut dapat diarahkan kepada nilai-nilai agama, sosial, seni dan budaya. Serta ekonomi, bisnis, politik, kesehatan dan olahraga dan lain-lain.

“Jadi anak-anak yang akan kita bentuk itu tidak hanya cerdas otaknya, tapi mereka juga menjadi anak yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia yang selama bulan puasa merrka perdapat di rumah dan di masyarakat. Jadi mereka selama bulan puasa belajar di rumah, di masjid, di karang taruna, di pasar, di lapangan olah raga dan lain-lain,” tutur Anwar.

Sebelumnya, Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Muhammad Syafi’i mengamini munculnya wacana libur sekolah selama satu bulan pada bulan puasa atau Ramadan 1446 Hijriah/2025.

“Sudah ada wacana,” ungkap Romo Muhammad Syafi’i di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/12).

Meski sudah muncul wacana meliburkan sekolah selama satu bulan pada Ramadan 1446 Hijriah, pemerintah belum melakukan pembahasan.

“Kami belum bahas, tapi wacananya kayaknya ada, tapi saya belum bahas itu,” ucap Romo Syafi’i.

Kebijakan meliburkan sekolah selama satu bulan penuh saat Ramadan pernah diterapkan pada era pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid alias Gus Dur. Kebijakan itu diterapkan, agar sekolah membuat kegiatan pesantren kilat untuk belajar agama Islam. (*)

Editor: Abas

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *