Kepri Kaya Laut, Tapi Kolam Renang Nasional Pun Tak Punya

Oleh: Abas, mantan wartawan Harian Tanjungpinang Pos
TANJUNGPINANG, katasiber – Sebagai provinsi yang dikenal dengan julukan daerah kepulauan, Kepulauan Riau (Kepri), karena luas lautnya mencapai 96 persen, menyimpan potensi besar dalam bidang kelautan dan olahraga air.
Namun, hingga saat ini, masyarakat masih merasa miris karena Kepri belum memiliki fasilitas kolam renang bertaraf nasional.
Olahraga air, yang masih bisa menyelamatkan nama Kepri sebagai daerah bahari adalah olahraga layarr.
Olahraga ini masih mampu meraih medali diajang multievent, seperti Pekan Olahraga Nasional (PON).
Bagi sebagian atlet renang, tak adanya kolam renang berstandar, hal ini menjadi kendala serius dalam mengasah prestasi.
Mereka harus berlatih di fasilitas seadanya, bahkan sebagian terpaksa hijrah ke daerah lain yang memiliki sarana lebih memadai.
Di Batam ada kolam renang, berada di kawasan sekolah Harapan Utama dan menjadi fasilitas olahraga sekolah itu.
Di Tanjungpinang, ada yakni kolam renang Dendang Ria, tapi ya begitu, belum standar nasional. Kondisinya, ya harus direnovasi agar nyaman dan kelihatan indah dan nyaman bagi atlet.
Di Lingga dibangun kolam renang, informasinya belum mendapatkan perawatan, jadi ngak kelihatan kolam renang yang nyaman bagi atlet, untuk latihan.
Penulis, merupan wartawan yang pernah turun langsung meliput multievent pada PON Kaltim tahun 2008 dan PON Riau 2012, sangat sedih sekali, Kepri ini kaya dengan laut, tapi untuk renang saja fasilitasnya masih minim.
Bagaimana atlet mau berprestasi maksimal kalau kolam renang standar saja belum ada. Belum ada niat pemerintan daerah, untuk mewujudkan komplek kolam renang bertaraf nasional bahkan internasional di Kepri.
Ingat. Olahraga saat ini sudah menjadi industri “pariwisata”. Andai Kepri punya kolam renang bertaraf nasional bahkan internasional, Kepri yang sangat dekat dengan Singapura dan Malaysia, tentu sangat menguntungkan.
Bisa saja, nanti Kepri tuan rumah untuk menggelar kejuaraan renang internasional, bisa mengundang atlet dari luar negeri jadi peserta. Efeknya, bisa menambah kunjungan wisman ke Kepri tentunya, melalui olahraga.
Ketiadaan kolam renang nasional ini juga menjadi perhatian masyarakat umum.
Banyak orang tua berharap anak-anaknya bisa belajar renang dengan aman dan nyaman, bukan sekadar di pantai atau kolam kecil berstandar rekreasi.
Padahal, olahraga renang tidak hanya membangun prestasi, tetapi juga penting untuk keselamatan hidup di daerah maritim seperti Kepri.
Beberapa penggiat olahraga mengaku sudah sering menyuarakan kebutuhan ini kepada pemerintah daerah, namun hingga kini belum juga terwujud.
Di sisi lain, provinsi tetangga sudah lebih dulu memiliki fasilitas yang memadai.
Bukan sulap, tapi ini resep. Kalau resep tentu manjur, kalau mau mencetak atlet unggul, fasilitas adalah syarat utama.
Kepri jangan hanya bangga dengan lautnya, tapi juga harus mendukung olahraga air, termasuk renang.
Kondisi ini seakan menjadi ironi bagi daerah kepulauan. Di tengah upaya membangun citra Kepri sebagai provinsi bahari, absennya kolam renang nasional masih menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan.
Ditunggu Gubernur Kepri Ansar Ahmad dan kepala daerah lainnya di Kepri, untuk mewujudkan, satu komplek kolam renang bertaraf nasional bahkan internasional. Salam Olahraga.***