TANJUNGPINANG

Sawah Minim, Kepri Beli Beras 197 Ribu Ton Setahun

Padi di sawah mulai menguning dan segera akan dipanen. f-katasiber

TANJUNGPINANG – Setiap tahun, warga Provinsi Kepri harus mengeluarkan uang yang sangat banyak untuk membeli satu komiditi pangan saja yakni beras.

Sebab, Kepri yang bukan daerah penghasil beras harus mendatangkannya dari luar daerah.

Dengan jumlah penduduk sekitar 2,27 juta jiwa, maka jumlah beras yang harus didatangkan dari luar daerah hingga seratusan ribu ton setiap tahun.

Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Provinsi Kepri, kebutuhan beras satu tahun di Kepri bisa mencapai 197 ribu ton.

“Sedangkan produksi beras kita tidak sampai 100 ton setahun. Sisanya didatangkan dari luar daerah,” ujarnya, baru-baru ini di ruang kerjanya saat dikunjungi anggota DPR-RI Dapil Kepri, Mayjend (Purn) Sturman Panjaitan.

Jika beras dikalkulasikan dengan harga rata-rata Rp15 ribu/Kg, maka uang warga Kepri yang harus pindah tangan ke daerah penghasil mencapai Rp3 Triliun.

Di Kepri, memang terdapat sawah meski tidak luas terutama adanya di Bintan, Lingga, Natuna. Diperkirakan 4.000 hektare.

Hanya saja, dari luas sawah itu, hanya beberapa persen saja yang bisa diusahai lantaran berbagai persoalan seperti masalah air, irigasi dan lainnya.

Dulu, pencetakan sawah baru pernah dilakukan di dua daerah di Kepri. Hanya saja, sawah tersebut tidak cocok untuk penanaman padi.

Meski Kepri bukan penghasil beras, bukan berarti daerah ini kekurangan pangan. Sebab, alur distribusi yang lancar ke Kepri membuat stok beras selalu ada.

“Warga kita belum pernah kekurangan pangan. Distribusi beras sangat bagus. Jadi selalu tersedia stok beras,” jelasnya lagi.

Banyak sawah di Kepri yang belum dilengkapi dengan irigasi. Sebagian sawah memiliki sumber air, namun jaringan irigasi primer dan sekunder tidak ada.

Sehingga tidak ada aliran air keluar. Itu sangat berpengaruh pada produksi padi. Ada yang lengkap mulai dari sumber air, jaringan irigasi, namun terkadang air laut masuk terutama saat pasang.

Masih ada beberapa persoalan lain yang membuat produksi panen padi di Kepri tidak maksimal. Termasuk minat warga menjadi petani sangat minim.

Kebutuhan beras di Kepri sangat tinggi lantaran banyaknya wisatawan mancanegara (Wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) yang datang setiap tahun.

Tahun 2024 lalu sama misalnya, total turis asing yang datang berkunjung ke Kepri mencapai 1,667 juta jiwa (Data Badan Pusat Statistik Kepri).

Jumlah wisnus yang datang ke Kepri memang tidak tercatat secara resmi. Namun, dari pemberitaan media ini sebelumnya, jumlah wisnus yang datang ke Kepri setiap tahun diperkirakan 5 juta jiwa.

Sehingga, setiap tahun itu kebutuhan beras di Kepri harus bisa memenuhi 2,2 juta penduduk asli, 1,66 juta turis asing dan 5 juta wisnus. (Martunas)

Editor : Abas

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *