Pemko Tanjungpinang-UTM dan KALAM Jajaki Kerja Sama Pelestarian Arsitektur Cagar Budaya Melayu

TANJUNGPINANG – Wali Kota Tanjungpinang, H. Lis Darmansyah, menerima kunjungan delegasi Universiti Teknologi Malaysia (UTM) dan Pusat Kajian Alam Bina Dunia Melayu (KALAM) yang dipimpin oleh AR. IDR. TS. DR. Noraslinda Binti Abdul Rahman, Jumat (25/7/2025) di Kantor Wali Kota Tanjungpinang di Senggarang.
Pertemuan ini menjadi langkah awal penjajakan kerja sama pelestarian Seni Bina (Arsitektur) Warisan Cagar Budaya, antara Pemerintah Kota Tanjungpinang dan Universiti Teknologi Malaysia (UTM).
Wali Kota Tanjungpinang, H. Lis Darmansyah, menegaskan Pemerintah Kota Tanjungpinang terus memperkuat komitmen dalam menjaga warisan budaya Melayu melalui kolaborasi strategis dengan institusi akademik internasional.
Lis mengatakan diskusi dengan Universiti Teknologi Malaysia (UTM) berfokus pada peluang kerja sama pelestarian bangunan bersejarah, pemetaan identitas arsitektur Melayu, serta pengembangan metode konservasi yang lebih modern.
Pertemuan yang dihadiri jajaran Pemko Tanjungpinang dan tim akademisi UTM ini berlangsung konstruktif. Pembahasan meliputi penelitian arsitektur warisan, dokumentasi digital, dan pemanfaatan teknologi konservasi untuk meningkatkan kualitas pelestarian cagar budaya di Tanjungpinang.
Wali Kota Lis menegaskan bahwa pelestarian warisan budaya merupakan bagian penting dari arah pembangunan Kota Tanjungpinang.
“Pelestarian warisan bukan sekadar menjaga bangunan tua, tetapi menjaga identitas kota. Tanjungpinang memiliki sejarah panjang dan kekayaan arsitektur Melayu yang harus dirawat dengan pendekatan ilmiah dan profesional,” ujar Lis.

Sementara itu, AR. IDR. TS. DR. Noraslinda Binti Abdul Rahman menyambut baik peluang kerja sama tersebut. Ia menilai Tanjungpinang memiliki karakter kuat sebagai kota budaya Melayu yang layak menjadi pusat rujukan pelestarian di kawasan regional.
“Kami melihat Tanjungpinang sebagai salah satu kota penting dalam peradaban Melayu. Dengan kerja sama akademik dan teknis, kami ingin berkontribusi dalam memperkuat dokumentasi, konservasi, dan pengembangan warisan arsitektur yang ada,” jelasnya.
Noraslinda juga menambahkan bahwa UTM siap mendukung Tanjungpinang melalui berbagai program, mulai dari konservasi fisik bangunan cagar budaya, pemodelan digital 3D, hingga pendampingan peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan dan workshop.
Dalam diskusi, UTM menilai bahwa potensi Tanjungpinang sangat besar untuk dikembangkan sebagai model kota pelestarian budaya Melayu di Asia Tenggara. Hal ini didukung posisinya sebagai pusat sejarah dan sumber penting arsitektur tradisional Melayu.
Sebagai tindak lanjut dari hasil pertemuan ini, Pemerintah Kota Tanjungpinang dan Universiti Teknologi Malaysia akan mempersiapkan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang direncanakan pada tahun 2026. (ADV)


