Petani Semangka Gembira, Panen Bersama Mia Kunto Dukung Program Makan Bergizi Gratis

TANJUNGPINANG — Aroma tanah basah masih terasa di udara usai hujan ringan membasahi kawasan Dompak, Rabu (29/10/2025) pagi.
Di lahan semangka milik Agus, petani muda yang dikenal inovatif di Tanjungpinang, suasana penuh tawa dan semangat tampak di antara barisan tanaman hijau dengan buah-buah semangka bergelantungan siap panen.
Hari itu, bukan panen biasa. Panen raya semangka tersebut menjadi istimewa karena dihadiri oleh Mia Kunto, istri Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I, Letjen TNI Kunto Arief Wibowo.

Meski sang jenderal tengah bertugas di Bangka Belitung, kehadiran Ibu Mia mewakili semangat dukungan keluarga besar TNI dalam membina petani lokal menuju kemandirian pangan.
Di tengah hamparan hijau dan bulir air yang masih menetes dari daun, Ibu Mia bersama ibu-ibu lainnya tampak antusias memetik semangka satu per satu.
“Luar biasa hasilnya, semangka-semaknganya besar-besar dan manis. Ini bukti kerja keras dan kesungguhan para petani kita,” ujar Mia Kunto, istri Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I, Letjen TNI Kunto Arief Wibowo, sambil tersenyum, disambut tepuk tangan petani.
Agus, sang pemilik lahan, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. Ia menjelaskan, keberhasilan panen kali ini tak lepas dari penerapan teknologi bios, pupuk hayati, serta metode polinasi manual atau penyerbukan buatan yang ia kembangkan bersama kelompok taninya.
“Dengan polinasi manual, kami bisa memastikan setiap bunga betina diserbuki secara merata. Hasilnya, hampir semua pohon berbuah. Produksi meningkat dua hingga tiga kali lipat dibanding sebelumnya,” jelas Agus.
Sejak menerapkan sistem polinasi dan dengan ketekunan dan bimbingan dari tim pembina Pangkogabwilhan I, hasil panennya melonjak hingga 35–40 ton per dua hektare.
“Kalau mengandalkan penyerbukan alami, hasilnya tidak merata. Serangga kadang tidak menyebarkan serbuk bunga ke semua tanaman. Dengan cara manual, semua bunga terjamin diserbuki,” katanya sambil menunjukkan bunga betina semangka yang baru saja dipolinasi.
Metode ini dilakukan dengan menempelkan serbuk dari bunga jantan semangka berbiji ke bunga betina semangka nonbiji — proses yang harus dilakukan di pagi hari antara pukul 06.00 hingga 09.00. Waktu yang singkat, tapi menentukan masa depan hasil panen.
Keberhasilan petani semangka di Dompak ini juga menjadi bentuk dukungan nyata terhadap program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah digalakkan pemerintah. Hasil panen yang melimpah bisa mendukung ketersediaan buah segar untuk anak-anak sekolah dan masyarakat.
“Semangka termasuk buah bergizi tinggi, kaya air dan vitamin. Kami ingin hasil panen ini bisa membantu memenuhi kebutuhan buah segar masyarakat,” ujar Agus.
Ibu Mia Kunto juga mengapresiasi semangat para petani binaan di Tanjungpinang. Ia menyebut kerja keras para petani adalah bentuk kontribusi nyata terhadap ketahanan pangan nasional.
“Semoga semangat seperti Pak Agus ini menular ke petani-petani lain. Program seperti ini sangat mendukung keberhasilan MBG, dan menjadi langkah kecil menuju kemandirian pangan daerah,” tuturnya.
Harapan Baru dari Tanah Dompak
Di bawah langit yang mulai cerah, para petani tampak menata hasil panen mereka deretan semangka hijau bergaris siap diangkut.
Tawa tamu undangan, percakapan ringan, dan lantunan doa syukur berpadu menciptakan suasana hangat di lahan itu.
Panen raya kali ini bukan hanya tentang keberhasilan hasil tani, tetapi juga tentang kebersamaan antara masyarakat, petani, dan TNI dalam membangun ketahanan pangan dan mendukung kesejahteraan rakyat.
Di tanah Dompak yang gersang dan tanah bebatuan bauksit, awalnya tak subur setelah diolah kini subur, semangka-semakng itu bukan sekadar buah tetapi simbol harapan bahwa kerja keras, inovasi, dan kolaborasi mampu menghadirkan masa depan yang lebih manis. (bas)


