BATAM

Doa di Tengah Lalu Lintas: Ruqyah On The Street di Simpang Vitka, Seruan Keselamatan dari Jalan yang Menelan Nyawa

BATAM, katasiber — Di bawah terik matahari siang, lalu lintas di Simpang Vitka, Tiban, Batam, tampak ramai seperti biasa. Klakson bersahutan, kendaraan melintas cepat, dan di tengah hiruk-pikuk itu, orang berdiri dengan tenang. Mereka bukan sedang berunjuk rasa, melainkan berdoa memohon keselamatan bagi para pengguna jalan.

Aksi itu bertajuk “Ruqyah On The Street”, dipimpin oleh Ustad Candra P. Pusponegoro, Wakil Ketua Seksi Rohani PWI Kepulauan Riau.

Bersama beberapa pengurus PWI Kepri, ia memimpin pembacaan doa keselamatan dan ruqyah syar’iyyah di simpang yang dikenal angker dan rawan kecelakaan itu.

Dengan air dari empat botol yang diambil dari sumur, Ustad Candra menyiramkan ke empat penjuru jalan. Suasana berubah hening.

Beberapa pengendara yang melintas memperlambat laju kendaraan, menatap dengan rasa ingin tahu dan haru.

“Saya tidak sanggup menahan air mata. Saat melewati beberapa titik, terasa betapa banyak tragedi yang merenggut nyawa di sini,” ucap Ustad Candra dengan suara bergetar.

Menurut warga setempat, Simpang Vitka sudah lebih dari lima kali menjadi lokasi kecelakaan maut.

Salah satunya, kecelakaan tragis yang menewaskan seorang perwira Polwan akibat truk kontainer rem blong.

“Selain truk rem blong dari arah turunan, pengendara motor juga sering adu kambing. Jalan ini padat, sering dilalui anak sekolah dan ibu-ibu. Bahaya kalau kendaraan kehilangan kendali,” tutur Waluyo, warga Tiban Nirwana Residence.

Kegiatan yang juga dihadiri Wakil Sekretaris PWI Kepri Muhammad Ikhsan, serta pengurus seperti Nov Iwandra dan Zabur Anjasfianto, berlangsung khusyuk namun sarat makna. Tidak hanya ritual spiritual, tapi juga bentuk seruan moral agar masyarakat lebih berhati-hati di jalan raya.

Secara terpisah, Ketua PWI Kepri Saibansah Dardani menegaskan dukungan penuh terhadap kegiatan tersebut.

“Kami mendukung kegiatan ruqyah syariah ini sebagai bentuk ikhtiar menyelamatkan warga Batam di jalan raya. Semoga masyarakat makin waspada dan tidak lalai saat berkendara,” ujarnya.

Ini bukan kali pertama Ustad Candra melakukan ruqyah di ruang publik. Sebelumnya, ia juga merukyah Jembatan Barelang, lokasi yang kerap dikaitkan dengan kecelakaan dan peristiwa mistis.

Bagi Ustad Candra, ruqyah bukan sekadar ritual spiritual, tapi gerakan sosial — sebuah panggilan hati untuk menyatukan doa, empati, dan keselamatan.

“Jalan raya bukan hanya tempat lalu lintas kendaraan, tapi juga tempat ribuan doa dipanjatkan agar semua pulang dengan selamat,” katanya menutup kegiatan.

Sore itu, selepas doa selesai, langit Batam tampak teduh. Seakan ikut menenangkan simpang yang selama ini dikenal rawan maut. Di antara suara mesin dan deru angin, doa keselamatan terus menggema dari jalan, untuk kehidupan. (bs)

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *