Libur Sekolah, Asyiknya Agro Wisata di Kebun Kogabwilhan Dompak

TANJUNGPINANG , katasiber – Libur sekolah selalu menghadirkan cerita berbeda bagi setiap keluarga. Ada yang memilih bepergian ke luar daerah, ada pula yang tetap menikmati waktu bersama di dalam kota.
Di Tanjungpinang, satu destinasi yang belakangan ramai dikunjungi warga adalah agro wisata Kebun Kogabwilhan Dompak sebuah kawasan kebun jagung yang sederhana, namun menawarkan pengalaman liburan yang hangat dan penuh keceriaan.
Sejak tiga hari terakhir hingga Senin (29/12), hamparan tanaman jagung yang siap panen di area kebun itu menjadi magnet bagi para orang tua dan anak-anak.
Mereka datang bukan sekadar berjalan-jalan, tetapi juga menikmati sensasi memetik jagung sendiri langsung dari batangnya, lalu membawanya pulang untuk dibakar bersama keluarga saat malam tahun baru.

Di antara deretan tanaman jagung yang menjulang setinggi pinggang orang dewasa, terlihat tawa anak-anak yang berlarian kecil sambil memegang plastik belanjaan.
Ada yang tampak percaya diri memetik sendiri, ada pula yang masih ragu.
“Ma… gimana cara metiknya? Takut rusak tanamannya,” ucap seorang anak perempuan sambil memandangi jagung yang mulai menguning. Sang ibu lalu tersenyum, mengarahkan tangan kecil itu agar memutar tongkol perlahan sebelum dilepas.
Momen-momen kecil seperti inilah yang membuat suasana kebun terasa begitu hidup.
Bukan hanya sekadar tempat panen, tetapi juga ruang belajar alam terbuka anak-anak belajar mengenal tanaman, proses tumbuh, hingga menghargai hasil kerja petani.
Meski matahari terasa terik, keceriaan tidak sedikit pun surut. Beberapa keluarga memilih berteduh di pinggir kebun sambil menunggu timbangan jagung selesai dihitung.
Di sudut lain, aroma jagung rebus yang disediakan petani menambah suasana semakin akrab dan bersahabat.
“Harganya Rp10 ribu per kilo. Mau petik sendiri boleh, atau dipetikan juga bisa. Tapi kalau metik sendiri, tentu lebih asyik,” ujar Ibu Agus, salah satu petani yang setiap hari melayani pengunjung dengan ramah.
Bagi sebagian orang tua, kegiatan sederhana ini justru memiliki makna lebih dalam.
Mereka menyebutnya sebagai cara mengajak anak merasakan liburan yang dekat dengan alam, murah, namun berkesan.
Tak sedikit pula warga yang datang khusus untuk membeli jagung dalam jumlah lebih banyak. Sebagian besar berencana menjadikannya bahan bakar-bakaran malam tahun baru, tradisi hangat yang selalu dinanti setiap pergantian tahun.
“Sekarang anak-anak jarang pegang tanaman, lebih sering lihat layar. Di sini mereka bisa pegang tanah, lihat langsung hasil kebun. Senang rasanya,” ujar seorang ayah sambil menepuk bahu anaknya yang baru saja memetik jagung pertama.
Agro wisata Kebun Kogabwilhan Dompak tak memiliki wahana permainan megah seperti tempat wisata modern.
Namun ia menawarkan sesuatu yang jauh lebih bermakna kedekatan, kebersamaan, dan pengalaman pulang dengan hati yang lebih hangat.
Libur sekolah pun terasa bukan sekadar jeda dari rutinitas belajar, melainkan ruang untuk membangun kenangan sederhana yang akan selalu diingat. (bas)


