BATAM

Sambil Menyerahkan Bantuan, Li Claudia Chandra Mendengar Curahan Hati Anak-Anak Yatim Batam

BATAM — Suasana Nagoya City Walk, Selasa (16/12/2025), terasa berbeda dari biasanya. Di tengah hiruk pikuk kawasan Lubukbaja, puluhan anak yatim dari Kecamatan Bengkong, Batuampar, dan Lubukbaja duduk berhadapan langsung dengan Wakil Wali Kota Batam, Li Claudia Chandra. Bukan sekadar menerima bantuan, mereka diberi ruang untuk berbicara, menyampaikan isi hati, dan menceritakan realitas yang mereka hadapi di bangku sekolah.

Satu per satu, anak-anak itu memberanikan diri menyampaikan keluh kesah. Dari keterbatasan fasilitas perpustakaan, ketiadaan laptop dan komputer penunjang pembelajaran, hingga kondisi ruang kelas yang memprihatinkan—pintu yang rusak, aliran listrik yang tidak stabil, serta minimnya colokan listrik. Keluhan sederhana, namun mencerminkan kebutuhan mendasar akan lingkungan belajar yang layak.

Li Claudia menyimak dengan penuh perhatian. Sesekali ia mengangguk, menandai bahwa setiap cerita yang disampaikan tidak sekadar didengar, tetapi dicatat sebagai tanggung jawab bersama pemerintah.

“Anak-anak ini tidak meminta hal yang berlebihan. Mereka hanya ingin sekolah yang layak dan nyaman untuk belajar,” ujar Li Claudia dengan nada prihatin.

Ia pun menyampaikan permohonan maaf atas keterbatasan yang masih dirasakan, seraya menegaskan komitmen Pemerintah Kota Batam untuk terus hadir dan responsif terhadap kebutuhan dasar pendidikan, khususnya bagi anak-anak yatim.

Menurut Li Claudia, berbagai aspirasi yang disampaikan menjadi pengingat kuat bahwa pembangunan pendidikan tidak hanya soal kurikulum, tetapi juga menyangkut sarana dan prasarana yang menopang proses belajar mengajar. Karena itu, ia mengaku telah menyampaikan langsung persoalan tersebut kepada Wali Kota Batam, DPRD Kota Batam, serta Dinas Pendidikan.

Tak berhenti di sana, ia juga meminta para camat dan lurah agar lebih aktif turun ke lapangan untuk memastikan kondisi sekolah di wilayah masing-masing, sehingga persoalan serupa dapat segera terdeteksi dan ditangani.

Di hadapan anak-anak, Li Claudia juga menyelipkan pesan motivasi. Ia mengajak mereka untuk tetap rajin belajar, menjunjung tinggi kejujuran, dan bekerja keras demi menggapai masa depan yang lebih baik, meski berada dalam keterbatasan.

“Kami terus berupaya mendukung pemenuhan kebutuhan dasar pendidikan, termasuk melalui program seragam sekolah gratis bagi siswa. Kalian jangan pernah berhenti bermimpi,” ucapnya memberi semangat.

Kegiatan penyerahan bantuan ini pun menjadi lebih dari sekadar seremoni. Ia menjelma menjadi ruang empati, tempat suara anak-anak yatim didengar langsung oleh pengambil kebijakan, sekaligus menjadi pengingat bahwa perhatian terhadap pendidikan adalah investasi paling berharga bagi masa depan Batam.(Rizka)

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *