Muhammad Yunus Hadiri Ziarah Makam Zuriat Nong Isa, Menyusuri Akar Sejarah Batam

BATAM , katasiber — Menyambut Hari Jadi Batam ke-196, nuansa khidmat menyelimuti kawasan Nongsa, Jumat (12/12/2025).
Sejumlah tokoh pemerintahan dan masyarakat berkumpul dalam prosesi ziarah ke Makam Zuriat Nong Isa, sosok penting yang tercatat sebagai tokoh awal pemerintahan di Pulau Batam.
Di antara yang hadir, tampak Anggota DPRD Kota Batam, Muhammad Yunus, SPi, yang memenuhi undangan Wali Kota Batam dalam kegiatan penuh makna tersebut.
Ziarah dipimpin langsung oleh Wali Kota Batam Amsakar Achmad, didampingi Wakil Wali Kota Li Claudia Chandra, serta diikuti unsur Forkopimda, zuriat Nong Isa, Lembaga Adat Melayu, dan para tokoh masyarakat.
Prosesi diawali dengan doa bersama, sebagai bentuk penghormatan dan pengingat atas jasa Nong Isa, tokoh yang dikenal sebagai pemimpin pertama Batam atas perintah Sultan Kerajaan Riau Lingga, Sultan Abdul Rahman Muazzamsyah.
Dari kepemimpinannya, jalan panjang pembangunan Batam mulai dirintis hingga menjelma menjadi kota modern seperti saat ini.
Ziarah ini menjadi bagian dari rangkaian Perayaan Hari Jadi Batam ke-196, yang puncaknya akan digelar pada 18 Desember 2025.
Lebih dari sekadar seremoni, kegiatan ini menjadi refleksi sejarah dan penguatan identitas Batam sebagai kota yang bertumbuh dari nilai-nilai perjuangan dan kearifan lokal.
Sebagai putra asli Nongsa, Muhammad Yunus menyambut baik pelaksanaan ziarah tersebut.
Ia menilai kegiatan ini penting untuk menumbuhkan kesadaran kolektif masyarakat akan akar sejarah Batam dan peran para tokoh pendahulu.
“Menyambut Hari Jadi Batam, kita harus tahu bahwa pembangunan Pulau Batam ini sudah dimulai sejak lama dan banyak tokoh yang berperan dan berjasa. Kita wajib mengapresiasi serta mengenang kisah mereka yang telah bersusah payah merintis pembangunan,” ujar Yunus.
Menurutnya, pemahaman sejarah merupakan fondasi penting bagi pembangunan ke depan. Ia menegaskan bahwa kemajuan Batam tidak bisa dilepaskan dari perjuangan para pendahulu yang telah meletakkan dasar peradaban di pulau ini.
“Untuk terus melaju ke depan, masyarakat Batam harus memahami sejarah perjalanan daerahnya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah bangsanya,” tutup Yunus. Z(*)


