Ansar – Khofifah Perkuat Hubungan Antar Daerah Melalui Misi Dagang & Investasi
Hingga Kini Misi Dagang Jatim-Kepri Buahkan Hasil Hingga Rp307 Miliar

KEPRI – Kegiatan Misi Dagang dan Investasi yang mengusung tema ‘Meningkatkan Jejaring Konektivitas antara Provinsi Jawa Timur dengan Provinsi Kepulauan Riau’ digelar di Ballroom Wyndham Hotel Panbil Batam, Senin (8/12).
Acara ini turut dihadiri Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad serta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Dalam sambutannya, Gubernur Kepri Ansar Ahmad menegaskan bahwa misi dagang yang rutin dilakukan kedua provinsi selama beberapa tahun terakhir telah memberi dampak signifikan bagi perdagangan antardaerah.
“Alhamdulillah, dari catatan kami, nilai transaksi dari misi dagang ini telah membuahkan hasil lebih dari Rp300 miliar, tepatnya Rp307 miliar. Sebagian besar berupa komoditi dari Jawa Timur yang dimanfaatkan oleh Kepri,” ujar Ansar.
Dari total nilai tersebut, hanya sekitar Rp52 miliar merupakan transaksi Jawa Timur terhadap komoditas hasil industri dan produk unggulan Kepulauan Riau.
Menurut Ansar, kondisi ini wajar mengingat karakteristik wilayah Kepri yang hanya memiliki 1,9 persen daratan dan 88,1 persen wilayah laut.
Karena keterbatasan lahan, sebagian besar kebutuhan pokok masyarakat Kepri masih dipasok dari provinsi lain, terutama Jawa Timur.
“Mulai dari beras, cabai rawit, cabai kering, hingga gula dan komoditas lain, banyak bergantung pada Jawa Timur yang merupakan provinsi penghasil utama komoditas pertanian, perkebunan, peternakan, bahkan industri pengolahan terbesar di Indonesia,” ujarnya.
Ansar menyebut misi dagang ini digelar pada momentum yang tepat, di tengah sejumlah wilayah Sumatera dilanda banjir beberapa waktu lalu. Kondisi tersebut turut memengaruhi pasokan komoditas untuk Kepri, terutama dari Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
“Bayangkan, Kepri ini setiap hari membutuhkan rata-rata 2,5 juta butir telur, yang sebagian besar didatangkan dari Sumatera Utara. Insya Allah tahun depan, 50-60 persen kebutuhan telur bisa dipenuhi dari Jaffa di Pulau Bintan,” jelasnya.
Ia juga mengungkap kebutuhan besar Kepri terhadap komoditas sayur dan buah yang sebagian besar dipasok dari sentra produksi di daerah lain.
Selain aspek pasokan pangan, Ansar menegaskan pentingnya menjaga kelancaran rantai distribusi karena Kepulauan Riau merupakan salah satu tujuan wisata utama bagi wisatawan mancanegara.
Sebelum pandemi, Kepri mencatat 2,97 juta kunjungan wisatawan asing pada 2019, menempati posisi kedua setelah Bali. Sementara tahun ini, Kepri diperkirakan menerima 1,8 hingga 2 juta kunjungan wisatawan asing pascapemulihan pandemi dan pemberlakuan kembali visa on arrival.
“Kita kini berada di posisi tiga besar destinasi wisata mancanegara. Karena itu, keberlanjutan pasokan komoditas sangat penting untuk menjaga kualitas layanan pariwisata,” ungkapnya.
Ansar berharap kerja sama antara Jawa Timur dan Kepri tidak hanya terbatas pada perdagangan kebutuhan pokok, tetapi juga diperluas ke sektor UMKM, UKM, hingga pariwisata.
Ia meminta OPD Pemprov Kepri agar bekerja lebih serius dan membuka neraca kebutuhan pokok serta komoditas penting lainnya agar kerja sama ke depan semakin terarah dan optimal.
Hadir mendampingi Gubernur Ansar Pj. Sekretaris Daerah, Plt Kepala Disperindag, Kepala Dinas KP2KH, Kepala Dinas Koperasi dan UKM, Kepala Dinas Kominfo, Kepala Dinas PMPTSP, Kepala DKP, Kepala Dinas LHK, Kepala Dispar, Kepala Dinas Kebudayaan, Kepala Dinas PMD dan Dukcapil, Kepala Biro Adpim dan Plt Kepala Biro Pemerintahan dan Otda.(iw)


