Rakornas SIWO 2025: Ketika Para Penggerak Olahraga Wartawan Menata Ulang Masa Depan Porwanas

TANJUNGPINANG – Di sebuah ruang virtual yang dipenuhi wajah-wajah familiar dari berbagai penjuru Indonesia, Sabtu pagi (6/12/2025) itu terasa berbeda.
Bukan sekadar rapat rutin, Rakornas SIWO se-Indonesia tahun ini menjadi titik awal perubahan besar.
Ini adalah pertemuan perdana setelah kepengurusan baru SIWO PWI Pusat terbentuk. Di balik layar laptop dan jaringan internet yang sesekali tersendat, para pengurus SIWO dari 28 provinsi berkumpul dengan misi yang sama: menata kembali arah Porwanas dan merancang panggung kehormatan bagi para insan olahraga tanah air.²
Suryansyah, nahkoda baru SIWO PWI Pusat, membuka rapat dengan pembawaan tegas namun bersahaja.
Tak butuh waktu lama baginya menyampaikan perubahan besar yang ia anggap penting untuk masa depan Porwanas.
“Calon tuan rumah wajib menyertakan tiga surat dukungan dan uang garansi Rp100 juta,” ujarnya tanpa berputar-putar.
Kata garansi langsung memancing respons peserta rapat. Bagi sebagian orang, aturan itu terasa berat. Namun bagi Suryansyah, ada alasan kuat di balik ketegasan tersebut.
Ia masih ingat betul bagaimana SIWO dibuat kelabakan pada 2023 ketika salah satu provinsi yang sebelumnya menyatakan siap tiba-tiba mundur.
“Ini soal keseriusan,” katanya.
Dan keseriusan itu, menurutnya, harus terlihat sejak tahap awal.
Di antara layar-layar kecil peserta Zoom, suara dukungan datang dari SIWO PWI Sumut melalui Jonny Silalahi.
“Kami mendukung uang garansi. Sumut siap bersaing jadi tuan rumah Porwanas 2027,” ujarnya.
Tak lama, suara lain muncul.
Ketua SIWO PWI Riau, Abdul Gafur, mengangkat tangan virtual. Ia mengusulkan nominal yang lebih lunak, Rp50 juta saja. Bukan tak mendukung, tetapi ia ingin semua daerah tetap punya peluang.
Perdebatan itu justru membuat suasana semakin hidup. Di situlah esensi Rakornas: ruang dialog, ruang perbedaan, tapi satu tujuan.
Dua nama provinsi mulai mengemuka: Lampung dan Sumatera Utara.
Masing-masing punya keunggulan, masing-masing punya mimpi.
Keputusan final memang baru akan diambil Februari mendatang, namun aroma rivalitas sehat itu sudah mulai terasa sejak Rakornas berlangsung.
Di tengah dinamika tersebut, hadir sosok yang tenang namun penuh pemikiran: Erwin Muhammad, Wakil Ketua SIWO sekaligus Ketua Komite Porwanas.
Baginya, Porwanas bukan sekadar ajang lomba.
“Porwanas harus kembali kepada roh utamanya: silaturahmi wartawan olahraga seluruh Indonesia dan menggerakkan ekonomi daerah,” katanya.
Ia mendorong adanya cabang-cabang baru yang lebih membumi, lebih melibatkan masyarakat, dan lebih berdampak ekonomi:
Fun Run
Fun Bike
City Rally bekerja sama dengan IMI
City Rally bahkan dirancang memperebutkan 4–5 medali sembari memperkenalkan budaya lokal.
Porwanas, dalam visinya, bukan hanya arena pertandingan, tapi juga festival kota.
Rapat semakin kaya warna ketika pembahasan beralih ke SIWO Award 2025, yang akan digelar saat perayaan Hari Pers Nasional 2026 di Serang.
Dede Isharudin, yang dipercaya menjadi Ketua Panpel, memaparkan dengan penuh antusias.
Ada kategori untuk atlet terbaik, atlet harapan, atlet favorit pilihan media, pelatih terbaik, cabang olahraga terfavorit, penghargaan disabilitas, hingga penghormatan bagi kepala daerah yang konsisten mendukung olahraga.
Di sela penjelasan, terasa satu benang merah: SIWO ingin memberikan penghargaan yang tidak hanya formal, tetapi bermakna.
Profil para penerima akan dibukukan. Nama-nama calon penerima penghargaan kehormatan ditutup 28 Desember 2025 agar proses kurasi berjalan matang.
Sahnan Rangkuti ditunjuk memimpin tim keabsahan, sementara juri diketuai oleh Gundge Ariwangsa.
Semua unsur disiapkan dengan teliti, seolah ingin memastikan bahwa SIWO Award bukan sekadar seremoni, melainkan warisan.
Ketika Rakornas berakhir, layar-layar Zoom perlahan padam. Namun semangatnya tetap menyala.
Ada perubahan, ada ide baru, ada rencana besar semuanya mengalir dari hati mereka yang mencintai dunia olahraga dan dunia jurnalistik.
Rakornas SIWO 2025 bukan hanya rapat. Ia adalah momentum. Titik temu yang menggabungkan mimpi, evaluasi, dan langkah nyata.
Dan dari sini, Porwanas 2027 serta SIWO Award 2025 mulai menemukan bentuknya. (*/bs)


