Ayunan Golf, Riwayat Kota, dan Misi Besar Batam di HJB ke-196

BATAM, katasiber – Pagi di kawasan Nongsa terasa lebih hangat dari biasanya. Embun belum sepenuhnya hilang ketika para peserta Tournament Golf Hari Jadi Batam (HJB) ke-196 mulai berdatangan di Palm Spring Golf & Country Club, Minggu (30/11/2025).
Suara tawa, obrolan hangat, dan denting stik golf yang saling beradu menjadi pembuka hari yang sarat semangat.
Di antara keramaian itu, Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, hadir dengan langkah mantap. Ia menyapa satu per satu peserta, sebagian adalah tokoh masyarakat, pelaku usaha, hingga komunitas pecinta olahraga. Suasananya cair, seperti pertemuan keluarga besar yang tengah merayakan sesuatu yang berarti.
“Terima kasih atas inisiasi kegiatan ini. Saya sangat menyambut baik. Meskipun berbeda hobi, saya pastikan Pemko Batam dan BP Batam selalu hadir mendukung,” ujar Amsakar, membuka kegiatan dengan nada optimis.
Turnamen golf di HJB tahun ini bukan hanya perayaan. Di balik ayunan stik dan hamparan hijau lapangan, ada misi besar yang terus disuarakan Amsakar: memperkenalkan Batam sebagai kota yang terus tumbuh—dan siap menyambut dunia.
Baginya, setiap event adalah panggung. Panggung untuk menunjukkan bahwa Batam bukan sekadar kawasan industri, tetapi destinasi dengan infrastruktur modern, pelayanan publik yang membaik, dan peluang investasi yang kian luas.
“Setiap kesempatan, saya sampaikan kepada dunia perkembangan Batam hari ini. Saya ingin wisatawan dan investor datang berbondong-bondong,” ucapnya.
Komitmen itu terasa jelas. Nongsa dengan resort-resort mewahnya selalu menjadi pintu masuk wisatawan mancanegara. Di sinilah golf, hospitality, dan lanskap pantai menjadi paket lengkap yang mampu menggoda siapa pun untuk kembali.
Di sela turnamen, Amsakar kembali mengulas sejarah penetapan Hari Jadi Batam. Sejarah yang jarang disentuh, namun penting sebagai pijakan identitas kota.
Menurutnya, pilihan 18 Desember 1829 bukan sekadar tanggal simbolik. Di hari itulah Raja Isa menerima mandat dari Yang Dipertuan Muda dan Sultan Riau Lingga untuk memimpin Nongsa dan wilayah takluknya.
“Banyak opsi sebenarnya. Ada tonggak BP Batam, ada masa Kota Madya Administratif. Namun akhirnya kita memilih hari ketika Batam mulai dipimpin secara formal,” jelasnya.
Penjelasan itu seolah mengikat masa lalu dan masa kini dalam satu garis yang sama: Batam selalu berkembang karena kolaborasi.
Di lapangan golf yang luas itu, kolaborasi terasa bukan hanya dalam kata-kata. Para peserta dari berbagai latar belakang menyatu, ikut merayakan usia Batam yang ke-196 dengan cara yang menyenangkan.
Ada yang serius berkompetisi, ada pula yang menjadikan turnamen ini sebagai ruang membangun jejaring baru.
Amsakar menegaskan apresiasinya kepada semua pihak yang terus berkontribusi.
Menurutnya, geliat kegiatan seperti ini bukan hanya memutar roda ekonomi, tetapi juga memperkuat promosi Batam sebagai kota yang ramah event.
“Saya bangga dengan kebersamaan ini. Ini modal besar kita untuk mendorong kemajuan Batam,” ujarnya sambil menatap hamparan fairway yang mulai dipenuhi peserta.
Ayunan Terakhir, Harapan Baru
Menjelang siang, matahari mulai meninggi. Turnamen berlanjut dengan suasana yang tetap hangat. Dari ayunan pertama hingga penutupan, turnamen golf HJB ke-196 bukan hanya kompetisi, tetapi perayaan perjalanan panjang sebuah kota dan mimpi besarnya.
Batam memang sedang bergerak cepat dan di atas rumput hijau Nongsa, pesan itu terasa semakin nyata. (*/mas)


