Hangatnya Silaturahmi Pawala Batam, Saat Amsakar dan Bupati Lamongan Bertemu dalam Satu Meja

BATAM, katadi, katasiber — Suasana hangat terasa sejak siang ketika Bupati Lamongan, Dr. H. Yuhronur Efendi, MBA, yang akrab disapa Pak Yes, tiba di Bandara Hang Nadim, Sabtu (1/11/2025).
Bukan kunjungan resmi pemerintahan, melainkan silaturahmi penuh kekeluargaan. Ia datang bersama sang istri, Hj. Anis Kartika, dan anggota Komisi VI DPR RI, Ahmad Labib, untuk bertemu dengan warga Lamongan yang kini menetap di Batam.
Bagi warga Pawala (Paguyuban Warga Lamongan) Batam, kedatangan “orang tua kampung halaman” ini adalah momen istimewa. Mereka menyambut Pak Yes dengan cara khas perantau: sederhana tapi penuh keakraban.
Begitu tiba, rombongan langsung diajak menikmati kuliner khas Lamongan di warung , dan Cak Puji, tepat di seberang SMAN 3 Batam. Pecel lele, ayam penyet, dan soto Lamongan menjadi menu pembuka yang menyalakan nostalgia.
“Pecel lele, ayam penyet, dan sotonya mantap semua, Lamongan asli,” ujar Pak Yes sambil tertawa, menikmati hangatnya suasana warung pinggir jalan bersama warga Pawala.
Tak ada jarak antara bupati dan warganya. Percakapan mengalir santai — tentang perjuangan perantau, kisah sukses warga Lamongan di Kalimantan dan Manado, hingga rencana-rencana kecil yang tumbuh dari kekompakan diaspora.
“Di Kalimantan banyak warga Lamongan yang sukses, bahkan ada yang jadi pengusaha kopi luwak. Di Manado, mereka sampai membeli lahan untuk pemakaman warga muslim Lamongan,” tutur Pak Yes, matanya berbinar bangga.
Malam harinya, suasana berlanjut dalam acara Gala Dinner “Sambang–Sambung” di Golden Prawn, Bengkong. Ratusan warga Pawala hadir. Namun momen paling berkesan datang ketika Wali Kota Batam sekaligus Kepala BP Batam, H. Amsakar Achmad, menyampaikan pesannya yang menyentuh.
“Saya berharap warga Pawala Batam tidak lagi memaknai dirinya sebagai warga Lamongan yang merantau ke Batam,” ujar Amsakar penuh makna.
“Tapi maknailah diri sebagai warga Batam asal Lamongan. Karena bila sudah merasa menjadi bagian dari Batam, pasti kita akan ikut menjaganya, merawatnya, dan menjadikannya kota yang Madani.”
Pernyataan itu disambut tepuk tangan dan senyum lebar dari hadirin. Di mata Amsakar, Batam adalah rumah besar bagi semua anak bangsa tanpa sekat asal daerah. Setiap paguyuban, baginya, adalah jembatan persaudaraan yang memperkaya identitas Batam sebagai kota multikultural.
Ahmad Labib, anggota DPR RI yang juga putra Lamongan, menambahkan bahwa karakter warga Lamongan di mana pun berada adalah kemandirian dan kerja keras.
“Warga Lamongan itu pejuang ekonomi kerakyatan. Mereka mandiri, tidak merepotkan pemerintah daerah, dan selalu menjunjung pepatah: di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung,” ujarnya disambut tawa ringan dari Amsakar.
Amsakar pun menimpali dengan gurauan hangat:
“Mungkin waktu itu Pak Labib naik kapal karena belum jadi anggota DPR RI. Sekarang, pasti naik pesawat,” candanya yang mengundang gelak tawa ruangan.
Malam itu ditutup dengan rasa syukur dan harapan. Nasihin, Sekretaris Pawala Batam, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung acara tersebut, terutama kepada Walikota Amsakar Achmad, Bupati Yuhronur Efendi, dan Ahmad Labib.
Ia menyampaikan satu harapan kecil tapi penuh makna agar ada “rumah singgah” bagi warga Lamongan di Batam.
“Batam ini bukan sekadar tempat singgah, tapi tempat mencari rezeki dan memulai masa depan. Kami ingin ada kenangan yang bisa diwariskan untuk generasi selanjutnya,” ujarnya.
Silaturahmi malam itu bukan sekadar pertemuan paguyuban. Ia adalah perjumpaan hati antara tanah kelahiran dan tanah penghidupan. Dalam tawa dan haru, pesan Amsakar bergema: menjadi warga Batam berarti mencintainya sepenuh hati.(*)


