Mimpi Pulau Terhubung: Komisi V DPR RI dan Ansar Ahmad Dorong Percepatan Jembatan Batam–Bintan

BATAM — Pagi itu, suasana Graha Kepri, Batam Centre, terasa lebih ramai dari biasanya.
Para pejabat tinggi, perwakilan kementerian, hingga anggota Komisi V DPR RI duduk berdampingan dalam satu ruang.
Di tengah mereka, Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad menyambut langsung Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, yang memimpin kunjungan kerja (kunker) reses ke Provinsi Kepulauan Riau, Rabu (29/10).
Pertemuan itu bukan sekadar agenda rutin. Ada harapan besar yang dibawa: mendorong percepatan pembangunan Jembatan Batam–Bintan, proyek strategis nasional yang telah lama dinantikan masyarakat Kepri.
Kunjungan kerja masa reses Komisi V DPR RI Tahun Sidang 2025–2026 ini dihadiri oleh Wakil Gubernur Kepri Nyanyang Haris Pratamura, Wakil Ketua III DPRD Kepri, Bupati Natuna, Wali Kota Tanjungpinang, jajaran OPD Pemprov Kepri, serta perwakilan BP Batam.
Hadir pula mitra kerja Komisi V dari berbagai kementerian, seperti PUPR, Perhubungan, Desa dan PDT, serta lembaga seperti BMKG dan Basarnas.
Gubernur Ansar Ahmad, dalam sambutannya, menegaskan bahwa pembangunan konektivitas antar pulau adalah kunci utama bagi kemajuan Kepri, mengingat lebih dari 96 persen wilayahnya adalah lautan.
“Provinsi Kepri membutuhkan infrastruktur yang mampu menghubungkan seluruh pulau agar mobilitas masyarakat dan ekonomi berjalan lancar. Salah satunya adalah pembangunan Jembatan Batam–Bintan,” ujarnya.
“Seluruh kewajiban yang menjadi tanggung jawab daerah telah kami laksanakan. Kini kami berharap dukungan penuh dari DPR RI agar proyek strategis ini segera terwujud.”
Di hadapan rombongan DPR RI dan kementerian, Gubernur Ansar menyampaikan keyakinannya bahwa jembatan penghubung Batam–Bintan bukan sekadar pembangunan fisik.
Lebih dari itu, ia adalah simbol keterhubungan, pemerataan, dan masa depan ekonomi Kepri.
“Jembatan Batam–Bintan adalah impian masa depan kami. Proyek ini akan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi, logistik, dan pariwisata di wilayah perbatasan Indonesia–Singapura,” tegas Ansar.
Dengan panjang lebih dari 7 kilometer dan nilai investasi sekitar Rp16 triliun, proyek ini diharapkan menjadi poros baru pertumbuhan ekonomi maritim dan industri di kawasan barat Indonesia. Jembatan ini juga akan memangkas waktu tempuh antar dua pulau yang selama ini hanya bisa diakses lewat kapal feri.
Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, menyampaikan apresiasi atas kesiapan Pemerintah Provinsi Kepri dalam menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan proyek ini. Ia menegaskan, Komisi V berkomitmen penuh mengawal percepatan pembangunan Jembatan Batam–Bintan.
“Kami ingin memastikan setiap pembangunan sarana, prasarana, dan infrastruktur di Kepri terlaksana dengan baik dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” ujar Lasarus.
“Impian membangun Jembatan Batam–Bintan harus kita wujudkan bersama. Ini bukan proyek besar semata, tapi simbol keterhubungan antarpulau di provinsi yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura.”
Lasarus menilai, nilai investasi proyek yang mencapai Rp16 triliun tergolong kecil dibanding potensi ekonomi yang akan tumbuh.
“Yang dibutuhkan hanyalah kemauan politik dan kerja keras bersama agar pembangunan ini benar-benar terealisasi,” katanya.
Dalam sesi paparan teknis, BP Batam menjelaskan progres kesiapan tapak jembatan di sisi Batam dan Bintan, serta dukungan infrastruktur pelabuhan dan bandara yang akan menopang proyek besar ini.
Perwakilan kementerian dan lembaga juga menyampaikan dukungan terhadap langkah Pemprov Kepri dalam mempercepat pembangunan infrastruktur strategis di wilayah kepulauan.
Mereka menilai, percepatan pembangunan di daerah perbatasan seperti Kepri merupakan cerminan keberhasilan pembangunan nasional yang inklusif dan berkeadilan.
“Komisi V DPR RI akan terus mengawal proyek-proyek vital seperti ini. Karena jika daerah maju, maka Indonesia juga akan ikut maju,” pungkas Lasarus.
Bagi masyarakat Kepri, pembangunan Jembatan Batam–Bintan adalah mimpi panjang yang perlahan menjadi nyata. Ia bukan sekadar penghubung dua pulau, melainkan jembatan pengharapan — dari keterisolasian menuju keterhubungan, dari potensi menuju kesejahteraan.
Dan pagi itu, di Graha Kepri, semangat untuk mewujudkan mimpi itu terasa menguat: sebuah langkah bersama antara pemerintah daerah, legislatif, dan pusat untuk menghadirkan pembangunan yang benar-benar menyentuh kehidupan rakyat. (bs)
—


