Tragedi di Bawah Pohon Jambu: Ketika Tekanan Hidup Merenggut Harapan Seorang Suami Muda

Istri Hamil, Suami Ditemukan Gantung Diri di Kawal, Bintan
BINTAN, katasiber– Senin siang yang seharusnya biasa berubah pilu di Kawal, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan.
Di tengah kebun jambu mente yang rimbun, seorang pria muda ditemukan tergantung tanpa nyawa. Namanya YJP, 28 tahun, warga Tanjungpinang.
Ia dikenal sebagai sosok pendiam dan pekerja keras. Kini, ia pergi meninggalkan seorang istri yang sedang mengandung anak pertama mereka.
Warga setempat masih tertegun saat mengingat peristiwa itu. Tak ada tanda-tanda sebelumnya. YJP sempat terlihat pulang ke rumah pada pukul 10.30 WIB, lalu kembali pergi dengan sepeda motor.
Tak lama setelahnya, ia mengirimkan share location kepada istrinya pesan singkat yang ternyata menjadi jejak terakhir kehidupannya.
Sang istri, yang tengah hamil muda, merasa ada yang ganjil. Lokasi yang dikirim suaminya tak jauh dari kebun jambu di kawasan Kawal.
Bersama perangkat kelurahan, ia menyusuri arah peta itu dengan hati yang diliputi cemas.
Pencarian itu berakhir pilu pukul 14.30 WIB. Di bawah naungan pohon jambu mente, YJP ditemukan tergantung, dengan seutas tali yang diduga baru dibeli.
“Jenazahnya ditemukan oleh istrinya sendiri. Talinya masih baru,” kata Ipda Syahriwal, Kanit Reskrim Polsek Gunung Kijang, dengan nada berat, dikutip batampos.
Polisi segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengevakuasi jasad korban ke RSUD Raja Ahmad Tabib (RAT) Tanjungpinang. Hasil pemeriksaan medis memastikan tidak ada tanda kekerasan.
“Korban murni bunuh diri,” tegas Syahriwal.
Dari hasil penyelidikan sementara, YJP diduga nekat mengakhiri hidupnya karena tekanan pekerjaan.
Ia bekerja di PT BGI, perusahaan vendor dari Bank BRI, dengan tugas harian mengambil dan menyetorkan uang antar kantor unit.
“Dia bukan pegawai BRI, tapi bekerja sebagai karyawan vendor. Diduga stres karena pekerjaan,” jelas Syahriwal.
Bagi sang istri, kepergian YJP terasa tak masuk akal. Mereka baru menikah ⁷dan sedang menantikan kehadiran buah hati pertama.
Di kebun jambu itu, tempat di mana YJP mengakhiri hidupnya, angin sore masih berhembus lembut. Daun-daun bergerak pelan, seakan turut berduka.
Tragedi ini menjadi pengingat sunyi bahwa tekanan hidup kadang datang tanpa tanda, dan bahwa setiap jiwa yang tampak kuat bisa saja tengah berjuang dalam diam.
Semoga tak ada lagi kabar duka yang lahir dari keputusasaan karena setiap hidup, seberat apa pun, selalu pantas untuk diperjuangkan. (bs)


