Perayaan Kue Bulan Simbol Keharmonisan Sejak Lama di Tanjungpinang

TANJUNGPINANG – Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah mengatakan perayaan Moon Cake atau kue bulan tidak hanya menjadi tradisi masyarakat Tionghoa, tetapi juga simbol kebersamaan dan keharmonisan yang telah lama tumbuh di Tanjungpinang.
“Moon cake melambangkan rasa syukur, kebersamaan, dan doa untuk kesejahteraan keluarga. Nilai-nilai ini yang perlu terus dijaga,” kata Lis dalam sambutannya pada Pawai Lampion 2025 di Sekretariat Perkumpulan Teo Chew Tanjungpinang, Jalan Pos, Senin (6/10/2025) malam.
Turut hadir Ketua TP PKK Tanjungpinang Yuniarni Pustoko Weni dan Asisten Administrasi Umum Augus Raja Unggul.
Lis menjelaskan, tradisi kue bulan telah ada sejak Dinasti Song (960–1279) dan berkembang pada masa Dinasti Ming di Tiongkok.
Awalnya, kue ini disajikan untuk persembahan leluhur, namun dalam sejarahnya juga digunakan sebagai alat komunikasi rahasia saat rakyat Tionghoa berjuang melawan penjajahan Mongol.
Menurut Lis, nilai kebersamaan yang terkandung dalam perayaan Moon Cake sejalan dengan karakter masyarakat Tanjungpinang yang menjunjung tinggi toleransi.
Ia mencontohkan keberadaan Kelenteng Senggarang yang telah berdiri lebih dari 360 tahun sebagai bukti hubungan harmonis antara etnis Tionghoa dan masyarakat Melayu sejak masa Kerajaan Lingga–Johor–Pahang.
“Di Tanjungpinang, kerukunan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tradisi seperti ini menunjukkan betapa kuatnya semangat persaudaraan di kota ini,” ujarnya.
Lis menambahkan, penyelenggaraan Festival Moon Cake menjadi salah satu bentuk upaya masyarakat dalam menjaga dan melestarikan budaya di Kota Tanjungpinang. Ia menyebut, tidak semua daerah dengan warga Tionghoa memiliki tradisi perayaan ini secara rutin.
“Alhamdulillah, saya berterima kasih karena festival ini kini telah menjadi bagian dari tradisi yang terus kita jaga dan pelihara. Ke depan, mudah-mudahan kegiatan ini bisa ditetapkan sebagai salah satu agenda dalam kalender budaya Kota Tanjungpinang,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Perkumpulan Teo Chew Tanjungpinang, Hartojo, mengatakan pawai lampion merupakan bagian dari rangkaian Festival Moon Cake yang telah digelar sejak 2023. “Kami ingin generasi muda melanjutkan tradisi ini sekaligus menjadikannya daya tarik wisata dan penggerak UMKM,” harapnya.
Pawai lampion diikuti ratusan peserta dengan rute Jalan Pos – Jalan Pasar Ikan – Jalan Gambir – Jalan Temiang – Jalan Merdeka – kembali ke Jalan Pos. Kegiatan berlangsung meriah dengan penampilan musik serta tarian pelajar dari SD dan SMP di Tanjungpinang. (*/Abas)
Editor : Martunas