Minimnya Petani Milenial di Tanjungpinang, Lahan Tidur Bisa Diolah Jadi Lahan Pertanian

Oleh: Abas, Mantan Wapemred Harian Tanjungpinang Pos
TANJUNGPINANG, katasiber – Di balik geliat pembangunan kota, tersimpan satu persoalan yang kerap luput dari perhatian, semakin minimnya minat generasi milenial untuk terjun ke dunia pertanian.
Kondisi ini berdampak langsung pada banyaknya lahan ”tertidur nyenyak” dan terlantar, mestinya bisa dikelola jadi lahan pertanian.
Memang di Tanjungpinang, lahan pertaniannya terbatas, bila dibandingkan dengan daerah lainnya di Pulau Sumateta, tapi banyak lahan terlantar, bisa dikelola petani, asalkan dapat dukungam dari pemerintah setempat.
Lahan yang masuk dalam kawasan Free Trade Zone ,(FTZ) Senggarang, dan Dompak, masih luas belum dikelola oleh pemiliknya, kalau pemerintah mau lahan tersebut bisa dijadikan lahan untuk ketahanan pangan.
Sudah jelas aturannya, lahan terlantar yang sudah masa HGU dan HGB habis, lahan itu tak pernah di fungsikan, bisa diambil sama negara.
Padahal, lahan tersebut berpotensi menjadi sumber pangan lokal yang bisa menopang kebutuhan masyarakat.
Sangat disayangkan, ditengah lapangan pekerjaan terbatas, anak muda sekarang lebih tertarik kerja di sektor jasa atau industri.
Padahal kalau serius digarap, pertanian bisa menjanjikan. Dan, penghasilnya bisa lebih dari gaji pokok yang diterima oleh pegawai.
Minimnya regenerasi petani membuat jumlah tenaga pengelola lahan semakin berkurang.
Para petani yang tersisa sebagian besar berusia lanjut. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran, sebab tanpa ada petani muda, masa depan ketahanan pangan daerah bisa terancam.
Pemerintah sebenarnya telah membuka peluang dengan berbagai program pertanian modern, termasuk hidroponik dan urban farming.
Namun, minat anak muda untuk memanfaatkan peluang itu masih rendah.
Banyak lahan tidur akhirnya hanya menjadi pemandangan yang menunggu disentuh inovasi.
Kini, tantangannya bukan hanya bagaimana mengajak generasi milenial turun ke kebun, tapi juga bagaimana menumbuhkan kesadaran bahwa pertanian adalah sektor penting, bahkan strategis, untuk masa depan.
Di tengah gempuran modernisasi, suara sunyi dari lahan-lahan terlantar di Tanjungpinang seakan mengingatkan: siapa yang akan meneruskan cangkul para petani tua itu, jika anak muda terus berpaling? ***