BATAM

Jazz Goes to Island Dimulai Dari Pulau Penawar Rindu Belakang Padang

Yulia, Musisi Jazz asal Belakang Padang, Batam.f-ist

BATAM, katasiber – Dunia musik jazz di Batam kembali menunjukkan geliatnya setelah sempat meredup beberapa puluh tahun terakhir.

Sejumlah musisi lokal dan komunitas pecinta jazz mulai aktif menggelar pertunjukan,
.
Kegiatan ini menjadi angin segar bagi penikmat musik, sekaligus membuka peluang bagi musisi muda untuk menampilkan karya mereka.

“Jazz itu punya tempat istimewa di hati pendengar. Kami ingin membuktikan bahwa Batam bisa jadi salah satu pusat jazz di Indonesia,” ujar salah satu penggagas acara.

Dulunya, musik jazz sempat marak dan menggeliat tahun 2000 an di Batam, dengan berbagai event mendatangkan para musisi jazz berbagai negara.

Kini moment dan event seperti itu akan coba kembali dibangkitkan.

Adalah Batam Jazz Society ( BJS) yang didirikan tahun 1999 menginisiasi kembali event-event jazz karena Batam sangat potensial sekali menjadi destinasi event jazz di luar Pulau Jawa.

Beberapa event jazz pernah dilaksanakan di Batam selain International Jazz Day yang menjadi agenda wajib setiap tahunnya yakni pada bukan April, juga ada Batam Jazz Fashion ( Bajafash), yang pernah masuk agenda nasional.

Selain itu pernah ada Batam Jazz Festival yang kemudian menjadi Asean Jazz Festival yang diback up Kementerian Pariwisata RI saat itu dan sempat berjalan tiga tahun.

Tahun ini BJS selain menyelenggarakan event Jazzelasa setiap bulan di berbagai cafe di Batam, juga menggagas event Jazz Goes To Island (JGT I) bertujuan memperkenalkan musik jazz secara lebih luas ke pulau- pulau serta kabupaten kota di Kepri.

Dimana untuk pertama kali tanggal 14 Agustus 2025 nanti diadakan di Belakang Padang, seraya memberikan edukasi kepada beberapa pelajar di pulau penawar rindu tersebut.

Event JGTI dilaksanakan terbuka di depan kedai kopi Ameng dimaksudkan juga sekaligus menghibur masyarakat dengan musik jazz.

Banyak putra putri Pulau Belakang Padang saat ini yang bergabung dalam Batam Jazz Society, seperti Cheppy, Josef, dan Julia yang konsisten tampil di berbagai cafe Kota Batam.

Selanjutnya JGTI direncanakan akan digelar di Tanjung Pinang bulan September, Tanjung Balai Karimun bukan Oktober dan Bintan tepatnya di Lagoi Bintan Resort bulan November bersempena event Mandiri Bintan Marathon.

“BJS mencoba akan melakukan lobby dengan Pemerintah Daerah setempat,” tutur Ryan Ketua BJS.

“Kami musisi jazz akan terus mensossialisasi jazz di berbagai event dan kota, upaya semoga ke depan Kepri menjadi destinasi Jazz karena posisi kedekatan dengan dua negara Singapore dan Malaysia, dimana kedua negara tersebut sering tampil juga di berbagai event jazz di Kepri” tambahnya.

Pendiri BJS Kang Dian juga berharap musik jazz akan berkembang di Kepri yang juga sebagai tiga besar daerah tujuan wisata di Indonesia.

Adapun Buralimar selalu Pembina BJS, berharap demikian dan berharap dukungan semua pihak, untuk Belakang Padang alhamdulillaah dibantu beberapa pejabat dan penggemar jazz yang ada di Batam. (*)

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *