Mitos Seragam Putih-Putih Timnas U-23, Selalu Bawa Kekalahan?
TANJUNGPINAG, katasibet – Kekalahan Timnas U-23 Indonesia dari Vietnam dengan skor tipis 0-1 di ajang AFF U-23, Selasa (29/2025) kembali memunculkan perbincangan menarik di kalangan pecinta sepak bola nasional.
Termasuk masyarakat Sungai Unggar Dompak, Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Mereka menggelar nonton bareng, mengunakan layar televisi.
Yang menarik, bukan hanya soal taktik atau pemain, tetapi juga soal seragam.
Ya, Timnas U-23 kembali turun dengan seragam berwarna putih-putih, dan sayangnya, hasilnya lagi-lagi kurang memuaskan.
Ini menambah daftar kekalahan Indonesia saat mengenakan jersey putih-putih, yang bagi sebagian suporter mulai dianggap sebagai “warna sial”.
Beberapa penggemar bahkan menyebutnya sebagai “kutukan jersey putih”, mengingat beberapa hasil kurang baik sebelumnya juga terjadi saat tim turun dengan warna tersebut.
Apakah ini hanya kebetulan, atau memang ada beban psikologis tersendiri saat mengenakan kostum putih? Mestinya, PSSI menambah jumlah seragam timnas, dibuat baru dengan warna, yang bisa membuat pemain membara.
Pelatih dan pemain tentu tak percaya pada mitos. Fokus mereka adalah pada permainan di lapangan, bukan warna seragam.
Namun tak bisa dipungkiri, kepercayaan semacam ini sering hidup di tengah masyarakat, apalagi di dunia sepak bola yang sarat emosi dan harapan.
Yang pasti, warna seragam hanyalah bagian kecil dari strategi. Tapi jika benar bisa memengaruhi mental dan kepercayaan diri tim, mungkin sudah waktunya untuk lebih bijak memilih—bukan hanya warna, tapi juga semangat yang menyertainya.
“Vietnam pakai kaos merah-merah, tidak, timnas kita selalu pakai putuh – pĥ