OPINI

Petani dan Nelayan Masih Kokoh dalam Gotong Royong, Bagaimana dengan Kita?

Oleh: Abas, warga Kepri

Di tengah derasnya arus individualisme yang semakin terasa di masyarakat perkotaan, ada satu hal yang masih teguh dijaga oleh sebagian kelompok masyarakat. Adalah gotong royong.

Nilai luhur ini masih kokoh berdiri di tengah kehidupan para petani dan nelayan di berbagai pelosok Indonesia.

Termasuk petani yang ada di Kepulauan Riau, khususnya kelompok tani (poktan) Harapan Jaya dan Maju Mapan, Dompak, Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Kedua kelompok ini, masih menjaga warisan budaya yakni saling gotong royong.

Gotong royong adalah sebuah warisan budaya yang tak lekang oleh waktu, meski perlahan mulai terpinggirkan oleh zaman.

Lihatlah para petani di dua kelompok itu. Saat musim tanam atau panen tiba, mereka bahu-membahu saling membantu tanpa hitung-hitungan materi.

Begitu pula para nelayan yang saling mengandalkan satu sama lain dalam persiapan melaut, menarik jaring, hingga berbagi hasil tangkapan.

Bagi mereka, kebersamaan bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan untuk bertahan hidup. Bila, salah satu nekayan, mengalami gangguan mesin pompong di laut, mereka berbondong datang membantu.

Gotong royong mestinya terus dibangkit kembali, di tengah masyarakat, para anak muda dan terus disosialisasikan pentingnya gotong royong bagi pelajar.

Gotong royong bukan hanya simbol solidaritas, tapi juga bentuk nyata dari kekuatan komunitas.

Nilai ini menjadi penopang dalam menghadapi tantangan ekonomi, cuaca ekstrem, dan keterbatasan akses.

Ketika negara belum sepenuhnya hadir, gotong royong menjadi penyeimbang yang menjaga roda kehidupan mereka tetap berputar.

Namun kini, kita di kota-kota besar seolah mulai melupakan nilai ini.

Kesibukan, persaingan, dan pola hidup serba digital membuat interaksi sosial semakin renggang.

Bantuan kepada tetangga atau saling peduli satu sama lain mulai dianggap langka.

Pertanyaannya: jika para petani dan nelayan yang hidup dengan segala keterbatasannya masih mampu menjaga semangat gotong royong, mengapa kita yang hidup di tengah segala kemudahan justru semakin menjauh darinya?

Sudah saatnya kita bercermin dan belajar dari mereka.

Gotong royong bukan hanya milik masa lalu, tapi juga kunci untuk membangun masa depan yang lebih solid dan beradab. Mari hidupkan kembali semangat ini, mulai dari lingkungan terkecil: keluarga, tetangga, dan komunitas sekitar.

Karena Indonesia yang kuat dibangun bukan hanya oleh individu cerdas, tapi juga oleh masyarakat yang saling menopang.

Jangan biarkan gotong royong di telan bumi, kita tak mau lagi peduli sesama. Ayo, sama sama kita bangkitkan kembali gotong royong di tengah kehidupan kita. (*)

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *