OPINI

Kampus Merdeka: Menuju Pendidikan Masa Depan Indonesia Emas 2045

Penulis : Dimas Septyawan, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta

Guna memperbarui sistem pendidikan tinggi di tanah air, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggagas program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Program ini membuka jalan bagi mahasiswa untuk mendalami ilmu di luar bidang studi mereka dan berpartisipasi dalam kegiatan di luar lingkungan kampus, sehingga mereka siap menghadapi dinamika dunia kerja yang terus berkembang.

Apa Itu Kampus Merdeka?
Kampus Merdeka (MBKM) merupakan terobosan dari Kemendikbudristek untuk menciptakan lulusan yang mampu beradaptasi dengan perubahan sosial, budaya, lingkungan kerja, serta pesatnya kemajuan teknologi.

Program ini diluncurkan oleh Kemendikbudristek sejak akhir Januari 2020, sebagai kelanjutan dari Konsep Merdeka Belajar.

Menurut data dari situs Kampus Merdeka Kemendikbud, lebih dari 725.000 mahasiswa telah mendaftar dan memiliki akun Kampus Merdeka, dengan 1.300 perguruan tinggi yang turut serta dalam program Kampus Merdeka ini.

Tujuan utama dari Kampus Merdeka (MBKM) adalah menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan lunak (soft skills) dan keterampilan teknis (hard skills) yang mumpuni serta relevan dengan kebutuhan zaman.

Diharapkan, hal ini dapat menekan angka pengangguran di kalangan lulusan sarjana di Indonesia, sekaligus mencetak pemimpin masa depan yang berkualitas dan berintegritas.

Program Unggulan MBKM

Beragam program dirancang untuk mendukung implementasi MBKM, dengan 8 jenis program yang ditawarkan oleh Kampus Merdeka (MBKM).

Program-program tersebut meliputi magang, pertukaran pelajar, menjadi asisten pengajar di institusi pendidikan, penelitian, proyek kemanusiaan, kegiatan kewirausahaan, studi atau proyek independen, serta membangun desa (Kuliah Kerja Nyata Tematik), dan lain-lain:

Program Magang

Minimnya pengalaman kerja di dunia industri atau profesional seringkali membuat mahasiswa kurang siap memasuki dunia kerja setelah lulus kuliah.

Bahkan, magang singkat (kurang dari 6 bulan) seringkali belum cukup membekali mahasiswa dengan pengalaman dan kemampuan yang memadai. Oleh karena itu, Kampus Merdeka (MBKM) menawarkan program magang selama 1-2 semester.

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman yang cukup melalui pembelajaran langsung di lingkungan kerja (experiential learning).

Pertukaran Pelajar

Dalam program Pertukaran Pelajar di Kampus Merdeka (MBKM), mahasiswa diharapkan memiliki kesempatan belajar di perguruan tinggi, baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Selain itu, pemahaman mahasiswa tentang Bhinneka Tunggal Ika akan semakin mendalam, dan hubungan antarbudaya serta antarsuku akan semakin erat.

Program ini juga diharapkan dapat mengurangi kesenjangan pendidikan antara perguruan tinggi di dalam dan luar negeri.

Pertukaran Pelajar dapat dilakukan antar program studi yang sama di perguruan tinggi yang berbeda, atau antar program studi yang berbeda dalam satu perguruan tinggi.

Penelitian atau Riset

Program berikutnya yang ditawarkan dalam Kampus Merdeka (MBKM) adalah penelitian atau riset.

Program ini sangat cocok bagi mahasiswa yang memiliki cita-cita menjadi seorang peneliti. Nantinya, mahasiswa dapat magang di laboratorium atau lembaga riset, seperti LIPI/BRIN, LAPAN, NASA, serta di perguruan tinggi sebagai asisten peneliti dan terlibat dalam proyek riset jangka pendek, yaitu sekitar satu semester hingga satu tahun.

Kegiatan Wirausaha

Inisiatif Kampus Merdeka (MBKM) juga memberikan peluang bagi mahasiswa yang berminat dan berbakat dalam dunia bisnis untuk mengembangkan usaha mereka melalui program Kewirausahaan dengan arahan yang lebih terstruktur.

Program ini pun menjadi salah satu cara untuk mengurangi angka pengangguran di antara para lulusan perguruan tinggi.
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) atau Membangun Desa adalah salah satu program unggulan yang diusung oleh Kampus Merdeka.

Lewat program ini, mahasiswa bisa merasakan pengalaman belajar yang otentik dengan berinteraksi langsung dengan masyarakat desa.

Mereka pun dapat mengidentifikasi potensi sumber daya dan mencari solusi untuk masalah-masalah yang dihadapi warga desa dengan terjun langsung ke lapangan.

Sejak diperkenalkan, MBKM telah memberikan pengaruh positif yang besar, baik bagi mahasiswa maupun bagi perguruan tinggi.

Lebih dari 404 ribu mahasiswa tercatat telah mengikuti program MBKM, dengan dukungan dari sekitar 30 ribu tenaga ahli sebagai mitra.

Kesempatan untuk belajar di luar lingkungan kampus pun semakin merata, dengan 1.695 perguruan tinggi yang sudah mengirimkan mahasiswanya untuk belajar di berbagai tempat melalui program ini. (***)

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *