Puluhan Strategi Disiapkan Pemerintah RI Hadapi Ancaman Krisis Ekonomi Gobal

JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi global diprediksi akan anjlok hingga menekan perekonomian banyak negara termasuk Indonesia.
Untuk menghadapi ancaman suramnya ekonomi tahun ini, Indonesia mempersiapkan banyak strategi sehingga pertumbuhan ekonomi diusahakan tidak sampai menuju di bawah 5 persen.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, stabilitas perekonomian global masih dihadapkan pada berbagai tantangan seperti ketidakpastian geopolitik, perlambatan perdagangan dunia, suku bunga tinggi di negara maju, hingga ketegangan di berbagai kawasan.
Akibatnya, sejumlah lembaga memberikan pandangan dan proyeksi pertumbuhan ekonomi global akan mengalami penurunan.
Meski menghadapi berbagai kondisi tersebut, Pemerintah Indonesia tetap optimis mampu merealisasikan pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2025 dengan tetap pada koridor angka 5%.
Optimisme tersebut didukung oleh stabilitas makroekonomi yang terus terjaga, pengendalian tingkat inflasi secara konsisten, serta berbagai langkah strategis lainnya yang terus diperkuat.
Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto menambahkan, dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional di tengah dinamika global, Pemerintah telah menyiapkan dan menjalankan berbagai kebijakan jangka pendek.
“Kita juga ada kebijakan jangka menengah untuk menyiapkan pondasi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ungkapnya sebagaimana dikutip dari website resmi kementerian ini, Senin (19/5/2025).
Adapun kebijakan jangka pendek yang dibuat pemerintah yakni :
- Penguatan Konsumsi Rumah Tangga dan Daya Beli Masyarakat
- Perluasan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mendukung ketahanan gizi sekaligus mendorong perputaran ekonomi di sektor pangan lokal
- Penyaluran bantuan sosial tepat sasaran untuk melindungi daya beli masyarakat rentan
- Stimulus konsumsi melalui diskon transportasi publik dan subsidi listrik untuk rumah tangga tertentu
- Mempercepat realisasi belanja negara untuk memperkuat daya dorong fiskal
- Peningkatan Kemudahan Berusaha
- Pelaksanaan Instruksi Presiden mengenai Deregulasi untuk menyederhanakan izin usaha
- Penyelesaian revisi Peraturan Presiden tentang Bidang Usaha Penanaman Modal (BUPM)
- Penguatan Pembiayaan Sektor Produktif
- Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan target yang lebih besar
- Implementasi Kredit Investasi Padat Karya yang diarahkan pada sektor-sektor strategis
- Fasilitasi pembiayaan Koperasi dan UMKM untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing
- Perluasan Akses Pasar Ekspor
- Percepatan penyelesaian perjanjian perdagangan seperti IEU-CEPA, dan CP TPP
Penetrasi pasar ekspor non-tradisional dan penguatan kerja sama dengan negara-negara BRICS - Dukungan promosi dan fasilitasi ekspor untuk UMKM berpotensi ekspor
Kebijakan Deregulasi
Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, Satuan Tugas Deregulasi akan segera terbentuk, namun tim sudah mulai bekerja mengidentifikasi masalah perizinan ekspor-impor yang dikeluhkan pengusaha.
Paket kebijakan yang akan segera diumumkan diharapkan dapat meningkatkan kinerja ekspor dan daya saing industri dalam negeri
Kebijakan Deregulasi ini sejalan dengan upaya transformasi kebijakan dalam rangka aksesi Indonesia ke OECD.
Selain kebijakan jangka pendek, Pemerintah juga telah menyiapkan kebijakan jangka menengah, yakni:
- Percepatan Hilirisasi dan Industrialisasi
- Pengembangan industri pengolahan mineral seperti nikel, bauksit, dan tembaga
- Penguatan rantai nilai industri kelapa sawit dan komoditas strategis lainnya
- Pembangunan kawasan industri terintegrasi untuk menciptakan ekosistem industri yang kompetitif
- Transformasi Ekonomi Digital
- Pengembangan infrastruktur digital yang merata di seluruh wilayah Indonesia
- Peningkatan kapasitas dan daya saing start-up teknologi nasional
- Akselerasi digitalisasi UMKM dan sektor publik
- Transisi Energi dan Ekonomi Hijau
- Pembangunan energi terbarukan dengan target kapasitas yang ditingkatkan
- Pengembangan ekosistem kendaraan listrik dan infrastruktur pendukungnya
- Implementasi proyek energi bersih seperti PLTP Muara Laboh yang telah mendapatkan pendanaan sebesar USD499 juta dari AZEC
“Kami menyadari bahwa mencapai pertumbuhan di atas 5% membutuhkan kerja sama seluruh pihak, baik Pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Namun dengan kombinasi kebijakan jangka pendek yang adaptif dan kebijakan jangka menengah yang strategis, Pemerintah yakin pemulihan ekonomi akan terus berlangsung dan semakin kuat ke depan,” pungkas Juru Bicara Haryo. (*/Martunas)
Editor : Abas