DOLOK IMUN di Desa Hutaraja, Kecamatan Sipoholon Taput, Sumut merupakan tempat peradaban Siraja Naipospos.
Dari tempat inilah anak-anaknya menyebar. Dari istri pertamanya Br Pasaribu, empat anaknya menyebar ke berbagai desa seperti Sibagariang di daerah Hutaraja, Hutauruk di daerah Hutagurgur, Simanungkalit di daerah Simanare, Situmeang di beberapa desa di daerah Sipoholon.
Sedangkan anak Siraja Naipospos dari istri kedua Br Pasaribu yakni Marbun (Lumbanbatu, Banjarnahor, Lumbangaol) menyebar di daerah Doloksanggul.
Saat ini, makam Siraja Naipospos berada di Dolok Imun. Pomparannya sudah pernah ziarah bersama disana beberapa tahun lalu dan videonya bisa dilihat di Facebook.
Lalu, dimanakah kuburan Situmeang Jamita Mangaraja?
Saat ini, pomparan Situmeang Jamita Mangaraja lebih sering datang ke Homban (mual) yang ditinggalkan Situmeang Jamita Mangaraja itu sendiri yang berada di kaki Dolok Imun.
Banyak pomparannya yang datang kesana untuk mengambil air sekaligus Marsuap (cuci muka). Namun, mereka tidak tahu hendak kemana ziarah. Sebab, kuburan atau makam Ompung i tidak ada disana.
Berdasarkan penuturan orang pintar (Namalo), bahwa makam Ompung Situmeang Jamita Mangaraja masih berada di daerah Dolok Imun, namun bukan di kaki gunung tersebut. Melainkan di daerah gunung itu sendiri.
Bahkan, Namalo mengatakan, kemungkinan tidak jauh dari Makam ayahnya Siraja Nai Pos-pos.
Untuk memastikan dimana makamnya, maka Tondi ni Ompung itu akan masuk ke salah satu pomparannya dan menunjukkan langsung dimana tempatnya dikuburkan.
Penuturan orang pintar mengatakan, di saat pomparannya hendak membangun tugunya, tentu akan dilakukan acara atau doa selamat atau doa syukuran di Dolok Imun sesuai adat Batak. Saat itulah dia akan datang ke salah satu pomparannya dan menunjukkan dimana makamnya.
Cerita ini sedikit mistis di era saat ini. Tentu ada yang percaya dan banyak juga mungkin yang tidak percaya nanti dengan dalil kepercayaan.
Semuanya terpulang ke pribadi masing-masing. Asal jangan diperdebatkan dan dipermasalahkan.
Saat kita ziarah ke makam orangtua, nenek, kakek atau keluarga, tentu saja kita tetap mendahului kata-kata, bahwa kedatangan kita ke makam itu mengingat Patik Palimahon. Mohon maaf bagi pomparan Situmeang yang non muslim karena mengutip isi Alkitab.
Patik Palimahon :
Ikkon Pasangaponmu do natorasmu, asa martua ho jala leleng mangolu di tano nanilehon ni Jahowa Debatam tu ho
Titah Kelima
“Hormatilah ayah dan ibumu, supaya lanjut usiamu di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu, kepadamu” (Keluaran 20:12).
Lalu, apa saja syarat untuk membangun tugu? Apakah bisa dibangun di tempat lain tanpa ziarah dulu atau permisi ke makam Ompu i?
Mungkin, lokasi pembangunan tugu bisa saja di tempat lain. Namun, saya kira harus tetap ziarah terlebih dahulu ke makamnya. Tentu saja, saat itulah nanti akan ketahuan dimana makam aslinya.
Di saat itu baru bisa dibangun makamnya agar tidak hilang hingga ke depannya. Jadi, apa yang akan dilakukan pomparan Situmeang Jamita Mangaraja saat ini, semuanya akan sangat penting dan berguna bagi generasi berikutnya.
Seperti apa karakter dan gambaran Situmeang Jamita Mangaraja?
Kita akan tuliskan di tulisan berikutnya.
NB :
– Informasi tempat makam ompung i diperoleh dari namalo di Siantar tahun 2012 lalu
– Juga dikuatkan parbinoto lainnya yang mengatakan bahwa makam Situmeang Jamita Mangaraja berada di bukit Dolok Imun
– Apabila ada tulisan-tulisan yang lebih lengkap dan akurat, dengan senang hati kami akan menerimanya
– Tulisan bisa dikirim ke email martunas_manna@yahoo.co.id
– Sertakan nama lengkap atau foto pribadi atau foto-foto pendukung
– Jika berkenan, sertakan juga nomor ponsel agar bisa kita buatkan tulisan lanjutan berikutnya
Tulisan ke-5
Oleh : MARTUNAS SITUMEANG