Rabu, April 24, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Nelayan Kelong Masih Tak Melaut Karena Angin Monsun Asia Picu Gelombang Laut dan Angin Kencang

BINTAN – Ratusan nelayan tradisional kelong yang beroperasi di Pulau Bintan, saat ini masih memilih tidak melaut. Mereka mencari pekerjaan sementara, karena hampir empat bulan terakhir ini, cuaca ekstrem melanda perairan Bintan dan Kepri umumnya.

Nelayan menyebutnya musim angin utara. Nelayan menyebutnya, angin utara tahun ini berbeda dengan tahun sebelum. Cukup ekstrem.

Tahun ini, justru angin Monsun Asia menjadi pemicu gelombang laut tinggi di Kepulauan Riau (Kepri). Monsun Asia tidak hanya menyebabkan gelombang tinggi, melainkan juga angin kencang dan hujan deras. Hal ini diungkapkan Prakirawan BMKG Tanjungpinang Diana Siregar, Minggu (26/2/2023), lansir alurnews.com.

Heri, salah satu nelayan kelong mengaku, ia belum terun ke laut karena angin dan gelombang masih tinggi. Bila di paksakan melaut, takut alat tangkapnya yakni kelong, berbentuk rumah terbuat dari kayu, dibantu drum agar terapung ditengah laut, takut hancur.

“Kayaknya angin dan gelombang masih kencang dan tinggi. Belum satupun nelayan berani turun ke kelong, resikonya cukup tinggi, takut kelong kita ambruk di terjang gelombang dan angin kencang,” ujarnya

Sambung Heri, selama nelayan tidak melaut, ada yang memperbaiki kelongnya. Ada juga yang memperbaiki p pompongnya. Artinya, ketiga cuaca normal kembali, nelayan siap melaut lagi, mencari rezeki.

Kata Heri, nelayan kelong hanya bisa melaut pada malam hari mencari ikan, sotong, bilis dan ikan jelas lainnya, siang harinya tidak bisa.”Cahaya dari lampu yang menarik ikan masuk ke tanggul di kelong. Jadi, kita bisanya melaut pada malam hari saja, siang hari tak bisa karena sudah terang,” ujarnya.

Sementara itu, Diana Siregar menambahkan, monsun Asia diprediksi aktif hingga pertengahan Maret 2023. Monsun Asia merupakan angin yang bergerak dari arah barat membawa massa udara yang lebih banyak.

Diana mengemukakan gelombang laut yang tinggi terjadi di Perairan Bintan dan Tanjungpinang mencapai 3 meter, meningkat dibanding sehari yang lalu 2,5 meter. Cuaca yang lebih ekstrem terjadi di sejumlah kawasan pesisir di Kepulauan Anambas dan Natuna. Tinggi gelombang laut di Anambas dan Natuna mencapai 6 meter.

“Cuaca buruk juga dipicu oleh pertumbuhan awan kumulonimbus, awan tebal yang menjulang tinggi. Awan ini menyebabkan hujan deras yang disertai petir, angin kencang, dan gelombang tinggi,” katanya. (ks)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Articles

zile libere 2024
never single again
Bir Türk kızı amını parmaklıyor
disabled love
trio di teen nude si masturba
ممارسة الجنس مع فتاة مسلمة
pussy piss spy cam