DOMPAK – Meskipun teknologi bidang pertanian terus berkembang. Tapi beberapa petani di Pulau Bintan, masih mengunakan daun pisang sebagai polybag untuk menyemai cabai. Ini dilakukan, karena daun pisang memiliki manfaat tersediri bagi tanaman.
Daun pisang dapat digunakan untuk menggantikan plastik yang selama ini digunakan untuk wadah media tanam untuk penyemaian benih.
Teknologi sederhana yang dianjurkan Mentan ini, di era tahun 1960 an masih banyak digunakan petani, namun seiring dengan berkembangnya industri plastik, fungsi daun pisang sebagai wadah media tanam mulai tergeser dan digantikan oleh plastik es.
Ketua Kelompok Tani (Poktan) Harapan Jaya Dompak, Katimun menjelaskan, cara membuatnya sangat sederhana, yaitu dengan menggulung daun pisang baik yang basah, maupun kering hingga membentuk gulungan sebesar ibu jari kaki dan menjepitnya dengan lidi atau di staples. Kelebihan daun digunting agar
gulungan menjadi rapi.
Gulungan daun pisang diletakkan di nampan atau pot dengan posisi tegak, diisi tanah dan disiram agar lembab. Masukkan sebutir benih dalam gulungan berisi tanah, dan tutup dengan sedikit tanah tipis-tipis saja, kemudian letakkan ditempat teduh. Setiap hari dilakukan penyiraman dengan hati-hati agar tidak merusak tanaman yang baru tumbuh.
“Mengunakan daun pisang sebagai polybag, sangat baik, selain dingin, ia bisa jadi pupuk kadang, saat sudah ditanam bersama batang cabainya nanti,” ujarnya.
Lalu, pada saat pindah tanam bibitnya, polybag dari daun, tak perlu lagi dibuka. Langsung dimasukan ke dalam lubang tanaman. Saat tanaman cabai ditanam, batangnya di stres. Bila tanaman saat dipindahkan tidak stres, pekembangan bakal bagus. Tapi, kalau sudah stres dulu, membutuhkan waktu beberapa hari, tanama itu baru pulih.
Beda, dengan mengunakan plastik misalnya, . Plastiknya, harus dibuka dulu, kalau tidak dibuka, plastik tidak hancur di dalam tanah. Saat itulah, terjadi pengeseran akar pada tanaman. Petani bilang bisa stres tanamannya. Tapi, tidak semua bisa stres, bagaimana kita membuka polybag.
Sambung dia, kalau daun pisang, justru bisa menyuburkan tanaman, karena jadi pupuk kandang. Daun pisang bersama batang cabainya, langsung ditanam saja, masukan ke lubang, tutup. Daun itu selain bisa menyimpan air, kalau sudah lama di dalam tanah, jadi pupuk.
“Ekonomis, tanaman tak stres saat ditanam, saat disemai, ia bisa menampung lembah, jadi tanaman adem kalau mengunakan daun pisang,” ujarnya.
Sambung dia, untuk Kota Tanjungpinang dan Bintan, untuk mendapatkan daun pisang, tidaklah muda. Karena, petani banyak yang menanam pisang. Untuk mendapatkan hasil maksimal, tetap harus mengunakan daun pisang kepok.
“Masih ada petani belum tahu cara ini. Awalnya, memang sedikit rumit, tapi hasilnya saat menyemai cabai, akan beda hasilnya,” ujarnya.
Kata dia, saat penyemain, khusus untuk tanaman cabai, benar-benar harus di rawat dengan baik. Kelemban tanaman sangat di perlu, untuk meningkatkan kesuburan tanaman. Dan, saat penyemaian juga perlu tanaman terkena sinar matahari, supaya batang kokoh. Bila kokoh, saat dipindahkan, tidak cepat layu.
“Biasanya, umur 27 hss (hari setelah semai), sudah bisa dipindah tanaman itu. Tapi, kita juga lihat perkembangannya,” bebernya. (ks)