BATAM- Masyarakat Kepulauan Riau, masih menunggu kapan pembangunan jembantan yang menghubungkan Pulau Batam dan Pulau Bintan (Tanjungpinang-Bintan) mulai dikerjakan.
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyatakan bahwa proyek kerja sama pemerintah dan badan usaha jembatan Batam-Bintan akan mulai tahapan lelang awal tahun 2021.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Eko D. Heripoerwanto menjelaskan bahwa proyek jembatan yang menghubungkan dua pulau utama di Kepulauan Riau itu akan memasuki proses lelang.
Sebelumnya, pada 14 September 2020, saat rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR, Eko memaparkan bahwa proyek jembatan Batam—Bintan (Babin) masuk dalam rencana proyek KPBU tahun anggaran 2021, dari total 13 proyek KPBU kategori jalan dan jembatan yang akan dilaksanakan tahun ini.
Proyek ini masuk kategori solicited atau atas prakarsa pemerintah dengan perkiraan nilai investasi mencapai Rp8,8 triliun.
Sebelumnya, Pjs. Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Bahtiar Baharuddin memastikan pembangunan jembatan Batam—Bintan (Babin) dimulai pada awal 2021.
Proyek tersebut akan dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menggunakan dana APBN sekitar Rp8,6 triliun. Dari APBD Provinsi Kepri juga ada. Khusus untuk pengadaan lahan.
Anggota DPRD Provinsi Kepri, Bobby Jayanto, berharap jembatan Babin tersebut, mulai dikerjakan tahun ini. Dampak ekonominya, bila jembatan itu teralisasi. Pertumbuhan ekonomi, baik di Pulau Batam dan Pulau Bintan, akan meningkat.
“Ekonomi pasti berkembang. Banyak bangunan baru akan terbangun, terutama di pulau-pulau yang dilalui jembatan. Ini membawa pengerakan ekonomi kedua daerah itu,” harap Bobby.
Bobby juga berharap, agar masyarakat mendukung program pembangunan jembatan tersebut. Jadi, sambung dia, bagi petani di Bintan atau di Tanjungpinang, yang ingin memasarkan hasil panennya, sudah gambang ke Batam. Tak perlu lagi menunggu berjam-jam, naik kapal roro atau feri. Tinggal naik kendaraan, bisa bawa sendiri ke Batam.
“Kita tunggu realisasinya tahun ini. Paling lambat dua atau tiga tahun, baru selesai,” ujarnya.
Bobby minta, bila sudah dibangun jembatan tersebut, ia sarankan pemerintah daerah, baik Pemprov Kepri, Pemko Tanjungpinang dan Pemkab Bintan, mulai memilikirkan dampak lainnya, terbangunnya jembatan itu. Salah satunya, volume kendaraan ke Bintan dan Tanjungpinang pasti meningkat.
“Warga Batam pasti akan berlibur ke Bintan dan Tanjungpinang. Perlu ada pelebaran jalan di Tanjungpinang dan Bintan. Supaya tidak terjadi kemacetan kendaraan di jalan,” ujar Bobby.
Ia melihat di Tanjungpinang misalnya, masih banyak jalan-jalan utama, baik yang tanggungjawab Pemprov Kepri maupun Pemko Tanjungpinang, sangat sempit.”Mulai pelebar jalan karena kondisi sekarang sempit,” ujarnya. (sp)