TANJUNGPINANG – Sejumlah kader Partai Gelora Kota Tanjungpinang turut andil dalam kegiatan kemanusiaan akibat musibah banjir yang melanda Kota Tanjungpinang dan sekitarnya yang terjadi pada awal tahun baru lalu.
Syafarin, Ketua DPD Gelora Tanjungpinang mengatakan, pengurus Partai Gelora bergerak membantu warga saat banjir sekaligus melakukan penggalangan dana dari kalangan kader dan simpatisan serta masyarakat hingga terkumpul dana bantuan, paket sembako dan sejumlah obat-obatan.
Ketua Pelaksana Said Chandra menambahkan, kegiatan penyerahan bantuan dilaksanakan pada Senin 4 Januari 2021 di beberapa titik seperti Jalan Cendrawasih, Km.13 dan sekitarnya.
Kegiatan ini merupakan wujud kehadiran Partai Gelora di tengah masyarakat yang terkena musibah.
Banjir besar yang menerjang Kota Tanjungpinang merupakan kali pertama di alami hampir merata oleh warga, hujan deras turun tak henti-hentinya saat warga terlelap pada Jumat 1 Januari 2021 hingga keesokan harinya.
Pada saat yang sama air laut sedang mengalami pasang besar sehingga air hujan dari daratan tertahan. Sungai-sungai, danau, dan sejumlah parit di Kota Tanjungpinang tidak mampu menampung volume air yang sangat besar.
Di beberapa titik yang parah, banjir menenggelamkan hampir setinggi rumah warga, akses jalan Kota Tanjungpinang ke Kota Kijang Bintan timur dan Tanjunguban Bintan Utara sempat terputus seharian.
Kerugian yang dialami oleh warga akibat musibah ini sangat besar dan tentunya harus disikapi bersama oleh kita semua dalam bentuk gerakan solidaritas dan bantuan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tanjungpinang mencatat sebanyak 3.210 korban terdampak bencana banjir dan tanah longsor memasuki awal tahun 2021.
Kepala BPBD Tanjungpinang Tanjungpinang, Dedy Sjufri Yusja mengatakan, bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi pada 1 dan 2 Januari 2021 lalu telah merendam seribuan rumah di Tanjungpinang.
Bahkan, sebagian besar korban terdampak harus dievakuasi ke lokasi-lokasi yang ditentukan.
”Data sementara kami 1.108 KK yang terdampak atau 3.210 jiwa. Data ini terus bergerak seiring data yang masuk sekarang,” ujarnya, Senin (4/1).
Ia memaparkan, ada 44 kejadian banjir dan 27 tanah longsor yang terjadi memasuki tahun 2021.
”Yang paling parah lokasi di Batu 13 kawasan Puspandari atau dikenal Jembatan Buaya. Sementara longsor terparah di Perumahan Graha Cendrawasih di Kilometer 8,” terangnya.
Dijelaskannya, penyebab terjadinya banjir di hampir sebagian besar wilayah Tanjungpinang dikarenakan curah hujan pada 1-2 Januari yang cukup tinggi. Ditambah lagi, bertepatan dengan tingginya air pasang laut.
Selain itu, semakin bertumbuhnya pemukiman baru dan tidak teraturnya penimbunan menjadi pemicu terjadi banjir di sejumlah titik.
”Banyak developer rumah yang menimbun di titik-titik resapan air, maka banyak terjadi banjir,” tambahnya.
Ia menambahkan, saat ini hampir seluruh lokasi banjir sudah surut. Para petugas yang diturunkan saat ini sedang membantu proses pembersihan paska banjir di rumah-rumah warga.
Kendati demikian, Dedy tetap mengimbau kepada seluruh warga agar tetap waspada terjadi banjir susulan, mengingat kondisi cuaca saat masih rawan terjadi hujan. (rls/ang)