Penutupan Pekan Sastra Stela
SMAN 5 Tanjungpinang Tahun 2020
TANJUNGPINANG – Ternyata kalangan milenial di Tanjungpinang banyak yang hebat-hebat menciptakan puisi. Bahkan sebagian kaum muda di Tanjungpinang bisa membuat puisi di luar dugaan para sastrawan.
Hal ini diungkapkan tiga dewan juri saat penutupan Pekan Sastra Stela SMAN 5 Tanjungpinang di Gedung Aisyah Sulaiman Tepilaut, Sabtu (19/12) kemarin.
Acara itu dihadiri Kepala SMAN 5 Tanjungpinang, Drs.H Yusserizal, Drs Eri Erisna Nasution pengawas sekolah, Drs Eri Erisna Nasution, Dr Syamsu Bahri, Dr M Haidir, Kasi Kurikulum dan Pembina SMA Pemprov Kepri, Sutrisman Ketua Komite SMAN 5, para guru, panitia dan peserta.
Sedangkan tiga dewan juga yang merupakan sastrawan yakni Ria Assyafah, Al Mukhlis, Sargiran. Mereka merupakan sastrawan muda Tanjungpinang.
Acara Pekan Sastra Stela (Sekolah Tepilaut, red) tersebut khusus mengambil satu bidang lomba yakni lomba cipta puisi.
Kegiatan ini digelar OSIS SMAN 5 Tanjungpinang, binaan Rolin Daniel Sitompul, S.Th dengan ketua panitia Imas Darmawan.
Yusserizal mengatakan, kegiatan itu tujuannya agar ada tempat atau panggung untuk anak-anak muda di Tanjungpinang.
Sehingga milenial di kota ini bisa menyalurkan bakat dan hobinya. Harapan ke depannya, sastra bisa terjaga dan makin maju serta muncul sastrawan besar dari kota ini.
”Ini kegiatan perdana yang kita lakukan. Mudah-mudahan tahun-tahun berikutnya akan terus berlanjut dan kita akan tambah bidang lainnya. Bisa jadi nanti kita tambah di bidang seni dan olahraga,” ujarnya.
Mengingat pandemi Covid-19, kata dia, puisi dikirimkan peserta via pesan elektronik. Karya-karya itulah yang kemudian dikirim ke tiga dewan juri untuk dipilih mana yang terbaik diantara yang terbaik.
Pada kesempatan itu, Yusserizal juga sempat membaca puisi berjudul ‘Jeda’ yang merupakan ciptaannya sendiri.
”Biarpun tidak sebagus sastrawan yang lain, tapi akan saya bacakan juga,” katanya memberi contoh dan semangat buat kaum milenial yang hadir saat itu.
Imas Darmawan, Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan dalam laporannya menyampaikan, kegiatan itu sepenuhnya didanai sekolah.
Adapun kegiatan itu sejak pengumuman, pengumpulan puisi dimulai sejak akhir November lalu.
”Ada 58 orang pesertanya dan yang mengirimkan karyanya 54 orang. Itulah yang dinilai dewan juri,” ujarnya sembari menambahkan kegiatannya merupakan lomba cipta puisi.
Adapun usia pesertanya dibatasi 16-23 tahun dan terbuka untuk umum baik mahasiswa, pelajar, umum yang penting masih dengan batas usia itu.
Sutrisman Ketua Komite SMAN 5 Tanjungpinang mengatakan dengan singkat, mewakili komite sekolah, pihaknya senang dengan kegiatan tersebut apalagi dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan.
”Semoga ke depan kegiatan-kegiatan yang kita buat lebih maju lagi dan mendapatkan dukungan dari warga sekolah maupun masyarakat umum,” katanya.
Syamsu Bahri mengapresiasi kegiatan tersebut. Walaupun di masa pandemi, tidak jadi penghalang dalam berkarya.
SMAN 5 Tanjungpinang telah menunjukkan bahwa kegiatan bisa berjalan meski pandemi. Kreatif dan hendaknya berlanjut ke tahun-tahun berikutnya.
Ia menjelaskan, kegiatan itu sangat tepat dan cocok karena Kepri khususnya Tanjungpinang merupakan gudangnya sastrawan.
Bahkan, maha karya sastrawan dari Kepri sudah dikenal jauh sejak Indonesia Merdeka. Bahasa Melayu Kepri sendiri merupakan asal muasal Bahasa Indonesia yang menjadi bahasa pemersatu di Nusantara ini.
Gurindam 12, kata dia, salah satu karyawa sastrawan besar dari Kepri, tidak hanya dikenal di Indonesia saja. Namun hingga luar negeri.
Sehingga, sangat tepat jika kegiatan itu menyediakan ruang, panggung dan kesempatan untuk anak-anak muda di Kepri
Dr M Haidir, Kasi Kurikulum dan Pembina SMA Pemprov Kepri juga mengatakan, ini merupakan kegiatan yang baik.
Di saat kegiatan lain banyak tersendat, sekolah ditutup, agenda rutin dihentikan, namun dengan inovasi kegiatan tersebut tetap bisa dilaksanakan.
Dan dia juga berharap kegiatan tersebut bisa memacu munculnya sastrawan-sastrawan muda yang kekal bisa menjadi sastrawan besar mengikuti prestasi yang telah diukir sastrawan besar yang terdahulu.
”Kita kembangkan ini. Karena ini event positif yang dapa mengembangkan potensi anak-anak Kepri terutama di bidang sastra,” katanya.
Ria Assyafah, salah satu dewan juri mengatakan, sebagai dewan juri, mereka sempat bertekak untuk memilih siapa pemenang Lomba Cipta Puisi tersebut.
”Kalau kami bertiga cowok semua, mungkin sudah bertumbuk (berkelahi). Bagus-bagus puisi ciptaan mereka. Sangat bagus. Bahkan di luar ekspektasi kami,” ujarnya.
”Semua puisi yang masuk bagus dan yang juara ini lebih bagus lagi. Ternyata, begitu banyak kaum milenial yang hebat menciptakan puisi,” tambahnya.
Al Mukhlis, dewan juri lainnya mengatakan, dalam membuat puisi, penilaian terpenting adalah orisinal atau keaslian puisi itu sendiri. ”Artinya, harus ciptaan sendiri. Bukan hasil karya orang lain. Selain itu, pemilihan tema, tata bahasa, diksi maupun majasnya,” katanya.
Adapun Juara 4 (Favorit adalah, Raja Firfandi Agustin. Juara 3 M Rizky Firmansyah. Juara 2 Syarifah Nazzah dan Juara I Arya Wira Bima dengan judul ‘ Belenggu).
Para pemenangpun dapat uang pembinaan,, piala dan piagam penghargaan. Lalu para pemenang membacakan puisinya. (rls/ang)