BATAM- Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua, mestinya digelar September 2020, lalu. Namun, ditunda hingga Oktober 2021. Ditundanya, karena pandemi Covid-19, juga membawa dampak positif bagi persiapan atlet masing-masing provinsi.
Ketua KONI Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Usep RS meminta agar pemerintah peduli dengan persiapan atlet menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) 2021 di Papua.
Dikatakannya, pihaknya memberikan target kepada atlet agar bisa berprestasi dan masuk 15 besar di PON Papua. Untuk mencapai target tersebut, persiapan harus dilakukan dengan serius.
Target memang berat, tapi peluang untuk mencapai juga terbuka lebar. Pengalaman PON Jawa Barat 2016, lalu, Kepri berada di posisi 19 besar.
Terkait persiapan atlet menuju PON Papua, mantan Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Kepri ini mengatakan tidak terlepas dari ketersediaan dana. Anggaran untuk pelaksanaan training centre atlet, pelatihan penuh atlet hingga pembelian alat-alat atlet.
”Soal anggaran, sudah kita ajukan ke Pemprov Kepri. Kita harapkan dikabulkan.Nilainya, nanti kalau sudah di kabulkan baru di ekspos,” ujarnya.
Ia berharap, anggaran yang diajukan KONI, agar tidak dipangkas, karena tuan rumah PON kali ini di Papua.
Kata dia, sejauh ini 15 cabang olahraga lolos PON, dengan total atlet mencapai 45 atlek, mereka sudah melakukan pelatihan mandiri.
Mereka latihan mandiri tetap mengunakan protokol kesehatan. Tiga daerah jadi tempat pelatihan mandiri.
Yakni, Tanjungpinang, Batam dan Karimun. Untuk Karimun hanya untuk cabang sepak takraw. Di Tanjungpinang hanya cabang menembak, renang dan atletik. Sisanya di Batam, seperti Muaythai, Wushu, Futsal, Selam, Pencaksilat, Layar, Catur, Biliar, Karate, Tinju dan tarung derajat.
Usep juga beberkan, pengurus KONI Kepri juga sudah menyalurkan bantuan peralatan latihan bagi atlet yang lolos PON. Pengurus KONI juga sudah turun satu persatu cabang olahraga yang melaksanakan latihan mandiri di tengan pandemi Covid-19. (sp)