TANJUNGPINANG – Cuaca yang tidak menentu akhir-akhir ini di Pulau Bintan, rupanya menjadi kekhawatiran bagi petani cabai di Kota Tanjungpinang.
Pasalnya, dengan kondisi curah hujan dan cuaca panas tidak menentu disinyalir dapat memunculkan virus yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman cabai, bahkan dapat merusak hasil panen cabai. Bahkan bisa mendatangkan banyak hama.
Ketua kelompak tani (poktan) Harapan Jaya Dompak, Katimun, mengatakan sudah banyak kawan-kawannya, panen tidak maksimal, karena cuaca tidak menentu. Dan, cuaca tak menentu tahun ini, lebih ekstrem sebelumnya.
“Tidak semua tanaman, bertahan atau tumbuh subur kalau kena hujan terus. Cabai contohnya, kalau hujan terus, banyak datang virus dan hama. Pemicu bunga rontok, daun keriting, buah disengat lalat suntik, dan banyak lagi,” ujarnya.
Sambung dia, ditengah pandemi Covid-19, disisi lainnya, harga cabai dan sayur mayur anjlok, karena minimnya pembeli. Disisi lainnya, harga untuk kebutuhan bertani, seperti pupuk, obat-obatan bahkan alat pertanian justru naik signifikan.
“Ya, anggota petani kami, termasuk saya waswas setiap kali musim penghujan. Kalau panen musim penghujan ya hasilnya tak maksimal,” ujarnya. (sp)
