KEPRI – Nilai ekspor Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) selama tujuh (Januari-Juli) tahun 2020 mencapai US$6.704,78 juta atau sekitar Rp100 triliun dengan kalkulasi Rp15 ribu per Dolar Amerika Serikat.
Adapun nilai ekspor Kepri pada Juli 2020 mencapai US$1.008,56 juta atau sekitar Rp15 triliun. Jumlah ini naik 11,53 persen dibandingkan Juni 2020.
Namun, apabila dibandingkan dengan ekspor Provinsi Kepri pada periode yang sama tahun 2019 lalu, maka terjadi penurunan 9,94 persen. Saat itu nilainya US$ 7.444,75 juta atau sekitar Rp111 triliun dengan kurs yang sama.
Ekspor Indonesia pada Juli 2020 sebesar US$13,73 miliar atau sekitar Rp205,9 triliun. Nilai ini meningkat 14,33 persen dibandingkan Juni 2020.
Naiknya ekspor Kepri di bulan Juli 2020 karena kenaikan dari dua sektor yakni, ekspor migas Juli 2020 sebesar US$187,11 juta atau naik 18,37 persen dibanding Juni 2020. Ekspor nonmigas Juli 2020 mencapai US$821,45 juta atau naik 10,09 persen dibanding Juni 2020.
Kepala BPS Provinsi Kepri Agus Sudibyo mengatakan, turunnya nilai ekspor Januari-Juli 2020 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya disebabkan oleh turunnya ekspor kumulatif sektor migas sebesar 46,79 persen.
”Selama Januari-Juli 2020, Singapura menjadi negara tujuan ekspor nonmigas terbesar hingga mencapai US$1.760,04 juta dengan peranannya sekitar 32,41 persen,” ujar Agus dalam pres rilisnya, Selasa (18/8/2020).
Singapura juga menjadi negara tujuan ekspor migas terbesar yang mencapai US$1.069,30 juta dengan peranannya sebesar 83,94 persen.
Nilai ekspor Provinsi Kepri Januari-Juli 2020 terbesar adalah melalui Pelabuhan Batu Ampar US$3.070,17 juta diikuti Pelabuhan Sekupang US$990,50 juta.
Pelabuhan Kabil/Panau US$725,94 juta, Pelabuhan Tarempa US$616,60 juta dan Pelabuhan Tanjung Balai Karimun US$575,07 juta. Peranan kelima Pelabuhan tersebut terhadap ekspor Januari-Juli 2020 mencapai 89,16 persen. (*ang)
